Penutupan IHSG Sesi I

Banyak Sentimen Positif, Tapi Kok IHSG Tetap Tergelincir?

Market - Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
16 November 2022 11:54
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (16/11/2022). Penurunan ini terjadi di tengah menguatnya Wall Street. Namun sepertinya pelaku pasar tengah mencermati kabar rudal yang menghantam Polandia dan membuat heboh pemimpin Uni Eropa (UE) di tengah agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

IHSG dibuka anjlok 0,38% diposisi 7.010,17 dan ditutup melemah 0,58% atau 40,7 poin, ke 6.994,8 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 7,55 triliun dengan melibatkan lebih dari 15 miliar saham yang berpindah tangan 836 kali.

Melihat pergerakan perdagangan, selang 10 menit setelah pembukaan IHSG masih ambles 0,36% ke 7.009,86. Pukul 10:42 WIB indeks melanjutkan koreksinya sebesar 1,07% ke 6.960,37 dengan ini IHSG sudah meninggalkan level psikologis 7.000. sejak itu IHSG konsisten berada di zona merah hingga penutupan perdagangan.

Level tertinggi berada di 7.046,99 sesaat setelah perdagangan dibuka, sementara level terendah berada di 6.955,23 sekitar pukul 10:45 WIB. Mayoritas saham siang ini terpantau mengalami penurunan.

Statistik perdagangan mencatat ada 337 saham yang melemah dan hanya 186 saham yang mengalami kenaikan, serta sisanya sebanyak 169 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 719 miliar. Sedangkan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 702,5 miliar dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) di posisi ketiga sebesar Rp 263,6 miliar.

Perlemahan IHSG terjadi ketika bursa saham Wall Street kompak ditutup menguat pada perdagangan Selasa waktu setempat. Penguatan ini terjadi setelah laporan lain mengisyaratkan bahwa inflasi bisa melambat lebih cepat, menghidupkan kembali optimisme investor dan reli di pasar ekuitas.

Dow Jones Industrial Average dibuka naik 56 poin atau 0,17%. S&P 500 terapresiasi 0,87% dan indeks padat teknologi Nasdaq menguat 1,45%.

Angin segar datang dari Indeks Harga Produsen (IHP) naik 0,2% secara bulanan (mtm) untuk periode Oktober, lebih landai dari perkiraan konsensus yang semula mengharapkan kenaikan 0,4%.

Laporan menjadi data penunjang krusial setelah indeks harga konsumen (IHK) pekan lalu menunjukkan tanda-tanda tekanan inflasi mulai mereda bulan lalu, yang berkontribusi pada reli tajam pasar ekuitas AS pekan lalu.

"Data IHP tentu menambah lebih banyak bahan bakar bagi investor yang merasa AS mungkin akhirnya berada pada tren penurunan inflasi," kata Mike Loewengart, analis Morgan Stanley, dilansir CNCB International. "Pasar merespons penurunan konsumen minggu lalu dan reaksi awal hari ini tampaknya kurang lebih sama."

Selain kondisi makro yang membaik di AS, pelaku pasar juga mendapat sinyal positif dari jabat tangan antara Xi Jinping dan Joe Biden. Pertemuan kedua pemimpin negara ekonomi terbesar dunia tersebut dengan harapan hubungan yang lebih stabil antara AS dan China setelah kepulangan dari KTT G20 di Bali, Indonesia.

Biden dan Xi berusaha untuk menghentikan hubungan bilateral yang kian suram antara Washington dan Beijing, menginstruksikan para pejabat untuk melanjutkan pembicaraan yang macet tentang prioritas global utama. Meski demikian, kedua negara tersebut juga ikut mengakui adanya sederet ketidaksepakatan mendalam yang dapat mengganggu upaya tersebut.

Namun sentimen positif ini tak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Pelaku pasar tengah mencermati serangan nyasar rudal Rusia yang menghantam Polandia dan membuat heboh pemimpin Uni Eropa (UE) di tengah agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Bahkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg melakukan pembicaraan telepon mendadak, Rabu (16/11/2022), di tengah-tengah KTT.

Kendati demikian, Kementerian Pertahanan Rusia buka suara soal laporan rudalnya menghantam Polandia. Negeri Presiden Vladimir Putin membantah pemberitaan tersebut. Kremlin menyebutnya provokasi. Itu disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan situasi.

"Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan cara Rusia," tegasnya, dikutipReuters.

Walau begitu, Presiden AS Biden menekankan telah bertemu sekutu. Ini untuk mendukung Polandia dalam menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi terkait insiden itu.

Dari dalam negeri, pelaku pasar saat ini tengah menanti manuver kebijakan moneter yang akan diumumkan Bank Indonesia (BI) Kamis (17/11/2022) mendatang.

Konsensus Trading Economics memprediksikan BI mulai 'bersantai' dengan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps), lebih rendah dari dua siklus sebelumnya yang masing-masing dikerek 50 bps. Kenaikan ini membawa tingkat suku bunga acuan naik dari 4,75% menjadi 5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah


(aum)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading