Perumnas Minta Modal Rp 1,5 Triliun, Buat Apa Saja?

Market - Romys Binekasri, CNBC Indonesia
15 November 2022 16:25
Perumnas Akui Ada Risiko Gagal Bayar Utang Perusahaan (CNBC Indonesia TV) Foto: Perumnas Akui Ada Risiko Gagal Bayar Utang Perusahaan (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Perumnas mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun ini untuk memperbaiki kinerja keuangan perseroan dan meningkatkan modal untuk proyek strategis nasional. Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro mengungkapkan, saat ini keuangan perseroan menurun akibat keuntungan dan penjualan yang mengalami penurunan.

"Latar belakan PMN ini untuk memperbaiki kinerja keuangan akibat masa lalu dan pandemi. Saat ini keuangan menurun ke profit dan penjualan menurun, arus kas negatif, dan rasio keuangan melebihi governance perbankan," ujarnya di gedung DPR Komisi VI Jakarta, Selasa (15/11/2022).

Budi menjelaskan, hari ini tahap PMN masih dalam proses harmonisasi. Targetnya, Desember 2022 dapat ditandatangani ole Presiden sehingga dana PMN dapat segera cair untuk dimanfaatkan.

"Proses lanjutnya setelah harmonisasi ini harapan kami di November ada penetapan hasil harmonisasi eksekusi kemenkeu ke Setneg. Mudah-mudahan November bisa terlaksana dari kemenkeu dikirim ke Setneg di tandatangani Presiden Desember. Setelah ini baru terima pencairan. Masih ada 2 proses yang harus kami lalui," jelasnya.

Harapannya, dengan dana PMN tersebut dapat meningkatkan pendapatan perseroan hingga 2026 mendatang. Sebab, saat ini target pendapatan perseroan sangat kecil yaitu Rp 1,2 triliun karena keterbatasan modal. Sehingga, pada 2026 mendatang target perseroan dapat mencatat pendapatan sebesar Rp 5 triliun.

Budi merincikan, latar belakang pengajuan PMN juga bertujuan untuk memiliki persediaan yang cukup di sektor properti, khususnya perumahan. Dana PMN tersebut akan digunakan untuk penyelesaian persediaan 13.545 unit rumah yang terdiri dari 10.800 lebih rumah tapak dengan total kebutuhan pendanaan sebesar Rp 1,1 triliun dan 2.678 unit rumah susun dengan total kebutuhan sebesar Rp 443 miliar.

"Kami mencoba menyelesaikan pada lokasi yang masih punya persediaan cukup banyak dan animo kepemilikan rumah Perumnas ini cukup besar. Jadi kami memilih ada 27 lokasi rumah tapak dan 4 rusun," ucapnya.

"Saat ini, kami memiliki persediaan yang cukup banyak, yang terdiri dari rumah siap huni sebesar 8.710 unit dalam berbagai kondisi yang sudah rusak dan harus diperbaiki. Proses pembangunan 8.900 unit. Kavling siap bangun hampir 50 ribu unit yang belum kami eksekusi," tuturnya.

Dengan adanya PMN tersebut harapannya kondisi keuangan perseroan dapat membaik sehingga dapat kembali mendapatkan akses pendanaan perbankan.

"Dalam misi ini kami ikut berperan dalam prohram pemerintah proyek strategis nasional, beklok Perumnas, dan kobtribusi dalam ekonomi perumahan nasional dan program sejuta tumpah MBR serta Perumnas dalam PSN," jelasnya.

Budi menambahkan, dengan adanya PMN tersebut, aset perseroan akan meningkat dari saat ini yang sebesar Rp 1,4 triliun menjadi Rp 2,8 triliun pada 2026 mendatang. Liabilitas perseroan akan menurun dari Rp 8 triliun menjadi Rp 5,8 triliun pada tahun 2026.

Laba perseroan juga akan meningkat yang diharapkan pada 2026 mendatang akan mencapai Rp 1 triliun. "Kami sejak tahun 2020 pandemi sampai 2023 masih rugi. Dengan PMN ini, di 2024 sudah mengalami untung dan 2026 diharapkan sudah mendapat laba hampir 1T 2026. Net profit kurang lebih 19%," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Soal PMN Garuda Rp7,5 T, Sri Mulyani Tunggu Erick Thohir


(rob/ayh)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading