PDIP Tolak PMN Danareksa-Perumnas, Beri Catatan ke Asabri-Biofarma

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
10 July 2024 22:16
Ilustrasi Gedung Asabri (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Gedung Asabri (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Harris Turino memberikan sejumlah catatan terkait permintaan penyertaan modal negara (PMN) yang diajukan oleh sejumlah BUMN untuk tahun 2025.

Harris mengungkapkan Fraksi PDIP menolak dua usulan PMN yang diajukan oleh BUMN Perumnas dan Danareksa. Selain itu, dirinya juga memberikan catatan kritis terkait penggunaan PMN oleh sejumlah BUMN, termasuk Indofarma dan Asabri.

Politisi PDIP tersebut menilai Danareksa tidak perlu suntikan dana negara karena bisa memperoleh pendanaan dari sumber lain. Sementara untuk PMN Perumnas, pihaknya mengaku menolak usulan PMN karena "bisnis dan konsep perencanaannya tidak jelas.

Terkait sejumlah catatan penting, Harris mengungkapkan Fraksi PDIP menyetujui rencana PMN Asabri sebesar Rp 3,61 triliun, namun memberikan "catatan yang sangat kritis."

"Bahwa PMN hanya digunakan pembayaran kewajiban manfaat bagi peserta dan yang paling penting adalah PT Asabri wajib melaporkan laporan investasi berikut hasilnya terhadap penggunaan dana kepada komisi 6 untuk mendapat jaminan PMN digunakan sebaik-baiknya dan tidak untuk dikorupsi," terang Harris.

Hal yang sama juga ditujukan kepada Biofarma yang PMN sebesar Rp 2,21 triliun disetujui.

"Biofarma harus memastikan bahwa oenggunaan dan PMN ini hanya digunakan untuk pembangunan sarana produksi vaksin," jelas Harris. Selain itu, Biofarma juga wajib secara melaporkan progres kepada komisi VI DPR.

Adapun PMN yang diminta oleh sejumlah BUMN, saat ini dibiayai oleh sumbangan dividen ke Negara. DPR mengakui hal ini berbeda dengan PMN di masa lalu yang sebagian besar didanai oleh utang negara, khususnya utang asing. Secara spesifik besaran dividen yang disetor oleh BUMN kepada negara sejak 2020 mencapai Rp 279,7 triliun, lebih besar dari realisasi PMN sebesar Rp 226,1 triliun untuk periode yang sama.

Meski besaran dividen masih lebih besar daripada PMN yang diajukan, Harris menyebut masih ada sejumlah ketimpangan dalam kontribusi dividen yang disumbangkan oleh BUMN.

"Menjadi catatan bahwa capaian dividen pada periode tersebut belum merefleksikan kinerja seluruh BUMN, karena kontribusi dividen didominasi oleh beberapa BUMN saja. Di antaranya BUMN perbankan, BUMN energi dan BUMN telekomunikasi,"


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minta Suntikan Rp1,1 T, Perumnas Janji Atasi Kebutuhan Rumah Layak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular