Analisis Teknikal
IHSG Roller Coaster di Sesi 1, Mau Kemana Nih di Sesi 2 ?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,02% di 7.017,80 pada sesi I perdagangan Selasa (15/11/2022).
IHSG sempat menguat di zona hijau dan menyentuh posisi tertinggi di 7.048,39. Saat terkoreksi IHSG sempat keluar dari level psikologis 7.000.
Saat ditutup, mayoritas saham mengalami koreksi. Sebanyak 269 saham melemah dan 225 saham menguat dan 201 saham stagnan.
IHSG justru mengalami pelemahan tipis ketika mayoritas indeks saham acuan Asia menguat. Indeks Hang Seng masih melesat 3,99% disusul oleh Shang Hai Composite yang naik 1,58%.
Surplus neraca dagang yang mencapai US$ 5,67 miliar ternyata belum cukup mampu mendorong IHSG menguat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia naik 12,3% year on year (yoy) dan impor naik 17,44% yoy pada Oktober 2022.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks turun tembus ke bawah batas BB terdekat di 7.022.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI tetap berada di bawah 50.
Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak berimpit dengan EMA 26.
Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, IHSG masih berpotensi mengalami konsolidasi di 7.000-7.100.
[Gambas:Video CNBC]
IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?
(trp/trp)