Saham Batubara Rontok, Serok atau Abaikan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara berpotensi turun mengikuti tren harga komoditas batu bara dunia. Penyebabnya adalah pendapatan yang mayoritas berasal dari ekspor.
ADRO misalnya yang porsi ekspor mencapai 77% dari keseluruhan pendapatan.Kemudian INDY yang jualan ekspornya mencapai 71%. Sementara ITMG mencapai 80% dari total pendapatan.
Selain itu jika melihat laporan dari para emiten batu bara, bisa dikatakan pendorong kinerja profitabilitas yang luar biasa diraih karena dorongan harga. Sebab pertumbuhan volume penjualan yang cenderung tidak signifikan.
Kenaikan harga batu bara acuan mendorong peningkatan harga jual rata rata (average selling price/ASP) sehingga pundi-pundi pendapatan emiten pun turut naik.
ASP ADRO sepanjang 2022 telah naik 106% sementara volume penjualan tumbuh 14%. Bahkan INDY mencatatkan penurunan penjualan volume batu bara. Akan tetapi pendapatan yang tumbuh signifikan diselamatkan oleh ASP yang melonjak 86,7%.
Oleh karena itu berdasarkan korelasi antara harga komoditas dan harga saham serta potensi degradasi pendapatan akibat harga yang turun, harga saham emiten batu bara berpotensi turun.
Untuk diketahui, harga saham batu bara dunia menukik dalam tiga pekan terakhir seirama dengan harga batu bara dunia yang menyentuh level US$200 per ton untuk pertama kalinya sejak tujuh bulan lalu. Lantas apakah ini akhir dari kedigdayaan saham emiten batu bara?
Harga saham batu bara seperti ITMG, INDY, dan ADRO masing-masing telah turun 29%,20%, dan 15% dari puncak harganya. Hal ini karena harga saham ketiganya memiliki korelasi positif terhadap harga komoditas batu bara dunia.
Harga batu bara dunia pada Kamis (14/11/2022) tercatat US$289,4 per ton. Padahal sebulan yang lalu harganya masih berada di level US$400 per ton. Kejatuhan harga batu bara memang sudah diramal terjadi pada 2023 tertekan oleh resesi global yang akan membuat permintaan susut. Permintaan turun, harga pun mengikuti.
Oleh karena itu penurunan harga komoditas batu bara global akan berdampak terhadap harga saham ketiganya. Sebab penjualan yang mayoritas ekspor.
(tep/ayh)