Cek Jajaran Saham Tercuan dan Terboncos Awal Pekan! Punya?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
14 November 2022 12:16
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini, Senin (14/11/2022).

1. PT  Transcoal Pacific Tbk (TCPI), turun -6,9%, ke Rp 10.125/unit

2. PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), turun -6,9%, ke Rp 270/unit

3. PT Paninvest Tbk (PNIN), turun -6,89%, ke Rp 1.420/unit

4. PT Panin Financial Tbk (PNLF), turun -6,83%, ke Rp 464/unit

5. PT MD Pictures Tbk (FILM), turun -6,77%, ke Rp 2.480/unit

Saham emiten pelayaran yakni PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) menjadi emiten yang bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 131,63 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 12,89 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham TCPI bergerak di rentang Rp 10.125-10.875/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham TCPI mencapai Rp 50,63 triliun.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 7 November hingga Jumat (11/11/2022) pekan lalu, saham TCPI tercatat 2 kali menghijau, 2 kali merah, dan 1 kali stagnan. Dengan ini saham TCPI sudah ambles 4,71% sepekan terakhir, namun masih mengalami kenaikan 11,26% sebulan.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham TCPI. Namun jika melihat kinerja keuangannya, TCPI mampu membukukan pendapatan Rp 1,30 triliun per kuartal III-2022. Angka ini bertumbuh 11,17% dibandingkan pendapatan pada kuartal III-2021 yang senilai Rp 1,17 triliun.

Pendapatan TCPI dikontribusi pendapatan dari transportasi laut yang mencapai Rp 1,29 triliun atau setara 99% dari total pendapatan perseroan selama tiga kuartal. Kemudian ada juga pendapatan lain-lain yang berkontribusi sebesar Rp 6,73 miliar.

Tumbuhnya pendapatan, ikut mendorong peningkatan beban pokok pendapatan TCPI yakni 9,20%, dari sebelumnya Rp 944,33 miliar di akhir September 2021, menjadi Rp 1,03 triliun pada akhir September tahun ini.

Di sisi lain, TCPI juga tercatat masih menanggung peningkatan beban usaha. Angkanya meningkat 25,45% menjadi Rp 94,83 miliar sepanjang Januari-September 2022.

Kinerja positif dari sisi top line, mampu membuat laba bersih TCPI ikut terkerek. Buktinya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih TCPI melesat 33,85% menjadi Rp 78,94 miliar hingga kuartal ketiga tahun ini.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa TCPI akan melaksanakan dual listing dan akan menerbitkan saham baru maksimal 10% dari disetor saat ini untuk didaftarkan masuk bursa Amerika Serikat.

Saat ini, TCPI sedang dalam proses pembuatan kontrak dengan salah satu perusahaan penjamin emisi yang ada di AS dengan nilai kontrak yang masih akan ditentukan kemudian. Transaksi ini dinilai akan berdampak positit terhadap keuangan perusahaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular