Cek Jajaran Saham Tercuan dan Terboncos Awal Pekan! Punya?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
14 November 2022 12:16
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) mampu memimpin jajaran top gainers pada perdagangan sesi I siang ini, Senin (14/11/2022), sementara saham PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) memimpin jajaran top losers kali ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,65% atau 45,74 poin, ke 7.043,47 pada penutupan perdagangan sesi I, kabar positif melandainya inflasi Amerika Serikat (AS) sepertinya sudah habis bagi indeks acuan Tanah Air.

Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 7,02 triliun dengan melibatkan lebih dari 15 miliar saham yang berpindah tangan 895 kali.

Sementara itu,statistik perdagangan mencatat ada 256 saham yang melemah dan 256 saham yang mengalami kenaikan, serta sisanya sebanyak 182 saham stagnan.

Di tengah amblesnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajarantop gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers

Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini, Senin (14/11/2022).

1. PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA), naik +27,47%, ke Rp 232/unit

2. PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), naik +13,82%, ke Rp 700/unit

3. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), naik +12,41%, ke Rp 163/unit

4. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), naik +10,67%, ke Rp 830/unit

5. PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO), naik +10,42%, ke Rp 530/unit

Saham emiten pendatang baru yakni PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) mampu menduduki sekaligus memimpin deretantop gainerspada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 107,41 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 467,55 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham ZATA bergerak di rentang Rp 196-244/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham ZATA mencapai Rp 1,97 triliun.

Jika melihat data perdagangan sejak ZATA melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ZATA belum pernah mengalami koreksi dan mampu memimpin jajaran top gainers 3 hari beruntun.

ZATA mematok harga penawaran umum saham alias initial public offering (IPO) di level Rp 100. Hingga kini, saham ZATA mampu mencatatkan kenaikan mencapai 97,28% sejak awal Ia melantai di BEI.

Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 1.700.000.000 saham setara dengan 20,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dan dana yang berhasil dihimpun Perseroan sebesar Rp 170 miliar. Perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam IPO ini.

Menurut data dari Fitch Solutions, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga untuk pakaian dan alas kaki hingga tahun 2026 diprediksi akan terus bertumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 7,5% setiap tahunnya menjadi Rp 469,3 Triliun atau US$ 34,7 miliar pada tahun 2026.

Selain itu, pemerintah juga terus mendukung Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia, hal inilah yang mendorong Perseroan menangkap peluang menghadirkan brand fesyen muslim, membangun pusat distribusi untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka memenuhi kebutuhan market muslim di Indonesia.

Langkah Perseroan untuk masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi Perseroan untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, dan prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik.

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini, Senin (14/11/2022).

1. PT  Transcoal Pacific Tbk (TCPI), turun -6,9%, ke Rp 10.125/unit

2. PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), turun -6,9%, ke Rp 270/unit

3. PT Paninvest Tbk (PNIN), turun -6,89%, ke Rp 1.420/unit

4. PT Panin Financial Tbk (PNLF), turun -6,83%, ke Rp 464/unit

5. PT MD Pictures Tbk (FILM), turun -6,77%, ke Rp 2.480/unit

Saham emiten pelayaran yakni PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) menjadi emiten yang bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 131,63 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 12,89 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham TCPI bergerak di rentang Rp 10.125-10.875/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham TCPI mencapai Rp 50,63 triliun.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 7 November hingga Jumat (11/11/2022) pekan lalu, saham TCPI tercatat 2 kali menghijau, 2 kali merah, dan 1 kali stagnan. Dengan ini saham TCPI sudah ambles 4,71% sepekan terakhir, namun masih mengalami kenaikan 11,26% sebulan.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham TCPI. Namun jika melihat kinerja keuangannya, TCPI mampu membukukan pendapatan Rp 1,30 triliun per kuartal III-2022. Angka ini bertumbuh 11,17% dibandingkan pendapatan pada kuartal III-2021 yang senilai Rp 1,17 triliun.

Pendapatan TCPI dikontribusi pendapatan dari transportasi laut yang mencapai Rp 1,29 triliun atau setara 99% dari total pendapatan perseroan selama tiga kuartal. Kemudian ada juga pendapatan lain-lain yang berkontribusi sebesar Rp 6,73 miliar.

Tumbuhnya pendapatan, ikut mendorong peningkatan beban pokok pendapatan TCPI yakni 9,20%, dari sebelumnya Rp 944,33 miliar di akhir September 2021, menjadi Rp 1,03 triliun pada akhir September tahun ini.

Di sisi lain, TCPI juga tercatat masih menanggung peningkatan beban usaha. Angkanya meningkat 25,45% menjadi Rp 94,83 miliar sepanjang Januari-September 2022.

Kinerja positif dari sisi top line, mampu membuat laba bersih TCPI ikut terkerek. Buktinya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih TCPI melesat 33,85% menjadi Rp 78,94 miliar hingga kuartal ketiga tahun ini.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa TCPI akan melaksanakan dual listing dan akan menerbitkan saham baru maksimal 10% dari disetor saat ini untuk didaftarkan masuk bursa Amerika Serikat.

Saat ini, TCPI sedang dalam proses pembuatan kontrak dengan salah satu perusahaan penjamin emisi yang ada di AS dengan nilai kontrak yang masih akan ditentukan kemudian. Transaksi ini dinilai akan berdampak positit terhadap keuangan perusahaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/aum) Next Article Deretan Saham Top Gainers & Losers Sepekan, Punya Anda Cuan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular