Awal Pekan Sudah PHP, IHSG Sesi I Berakhir Ambles 0,65%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada penutupan perdagangan sesi I Senin (14/11/2022), kabar positif melandainya inflasi Amerika Serikat (AS) sepertinya sudah habis bagi indeks acuan Tanah Air.
IHSG dibuka menguat 0,05% diposisi 7.034,57 pagi tadi dan ditutup di zona merah dengan koreksi 0,65% atau 45,74 poin, ke 7.043,47 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB.
Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 7,02 triliun dengan melibatkan lebih dari 15 miliar saham yang berpindah tangan 895 kali.
Melihat pergerakan perdagangan, selang beberapa menit setelah pembukaan IHSG masih bergerak naik dengan apresiasi 0,15% ke 7.101,34. Namun pukul 09:05 WIB indeks terpantau berbalik arah ke zona merah dengan koreksi 0,1% ke 7.082,28. Pukul 10:03 WIB koreksi kian dalam, melemah 0,74% ke 7.036,45 dan konsisten berada di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi I.
Level tertinggi berada di 7.104,76 sesaat setelah perdagangan dibuka, sementara level terendah berada di 7.027,66 sekitar pukul 10:00 WIB. Statistik perdagangan mencatat ada 256 saham yang melemah dan 256 saham yang mengalami kenaikan, serta sisanya sebanyak 182 saham stagnan.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 411,9 miliar. Sedangkan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 334,9 miliar dan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di posisi ketiga sebesar Rp 224,8 miliar.
Perlemahan IHSG terjadi di tengah menghijaunya Wall Street pada perdagangan Jumat. Dow Jones Industrial Average naik 0,1%, sedangkan Nasdaq menguat atau 1,9%, dan S&P 500 naik 0,93%
Dengan demikian, indeks S&P 500 dan Nasdaq melonjak 5,9% dan 8,1% sepanjang pekan lalu, kinerja terbaik mereka masing-masing sejak Juni dan Maret, sementara Dow tercatat naik 4,1%.
Pasar keuangan AS, baik saham dan obligasi, pekan lalu menutup minggu yang bergejolak dengan kenaikan terbesar dalam beberapa bulan, didorong oleh harapan bahwa inflasi di AS telah mendingin.
Namun sinyal positif ini nyatanya belum mampu mendorong IHSG untuk konsisten berada di zona hijau. Pelaku pasar melihat, meskipun AS inflasi telah melandai, akan tetapi masih jauh di atas target perlambatan yang diinginkan The Fed. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi daripada suku bunga acuan utama Fed.
Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan Kamis bahwa mengatakan bahwa laporan hari Kamis "menunjukkan beberapa pelonggaran dalam inflasi keseluruhan dan inti," meskipun dia juga mencatat trennya masih "sangat tinggi."
Sementara itu dari China, langkah Beijing untuk melonggarkan pembatasan pandemi menambah semangat di pasar keuangan global. Ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah menyeret pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini dengan memberlakukan penguncian dan membatasi perjalanan untuk mengendalikan virus corona.
Pada hari Jumat, otoritas kesehatan setempat mengatakan Beijing mempersingkat waktu para pelancong harus tinggal di karantina dan membatasi pengujian massal, beserta langkah-langkah lainnya. Optimisme tersebut mendorong harga minyak mentah Brent naik 2,5% menjadi US$ 95,99 per barel.
Kendati demikian, pelaku pasar patut menyimak sejumlah isu penting yang dapat menjadi sentimen pasar utama perdagangan pekan ini,diantaranya gelaran KTT G20 yang akan berlangsung pekan ini di Bali selama dua hari mulai Selasa 15 November hingga Rabu 16 November 2022.
Pernyataan pemimpin utama dunia dalam konferensi ini berpotensi menjadi penggerak pasar keuangan global.
Dari dalam negeri, akan ada rilis data Neraca Perdagangan Indonesia per Oktober 2022 yang dijadwalkan akan dirilis pada Selasa (15/11/2022). Data terbaru untuk September, neraca perdagangan RI surplus senilai US$ 4,99 miliar.
Posisi tersebut melampaui prediksi konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada September sebesar US$ 4,85 miliar.
Ekspor Indonesia pada September 2022 mencapai US$ 24,80 miliar, tumbuh 20,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Realisasi ekspor merupakan terendah sejak Mei 2022. Sedangkan, impor pada September 2022 mencapai US$ 19,81 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
(aum/aum)