Era Baru Grup Bakrie, Kembalikan Denyut Melalui Energi Hijau

dhf, CNBC Indonesia
14 November 2022 10:35
(Dari kiri ke kanan) CEO Envision Group Lei Zhang, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya N. Bakrie, Komisaris PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) Aamer Sarfraz dan Gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdy Mastura, usai penandatanganan Perjanjian Pendahuluan (Head of Agreement/HoA), di Nusa Dua, Bali, Indonesia, menjelang perhelatan KTT G20, Minggu (13/11/2022).
Foto: (Dari kiri ke kanan) CEO Envision Group Lei Zhang, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Direktur Utama & CEO PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Anindya N. Bakrie, Komisaris PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) Aamer Sarfraz dan Gubernur Sulawesi Tengah H. Rusdy Mastura, usai penandatanganan Perjanjian Pendahuluan (Head of Agreement/HoA), di Nusa Dua, Bali, Indonesia, menjelang perhelatan KTT G20, Minggu (13/11/2022).

Jakarta, CNBC Indonesia - Denyut bisnis Grup Bakrie kembali berdetak. Kini, giliran PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang kembali muncul ke permukaan.

Caranya, dengan memanfaatkan momentum bisnis industri hijau. Sebagai senjata pamungkas, perusahaan bakal menggiring entitas usaha, PT VKTR Teknologi Mobilitas, untuk menghelat initial public offering (IPO).

Namun, sebelum mengeksekusi rencana tersebut, BNBR perlu membesarkan entitas usaha yang semula bagian dari unit bisnis Bakrie Autoparts ini. Langkah terbaru yang ditempuh adalah, dengan menggandeng Envision Group.

Envision Group dikenal di dunia industri sebagai perusahaan teknologi hijau terkemuka dunia dan penyedia teknologi Net Zero. Perusahaan yang berkantor di Amerika Utara, Eropa, dan Asia ini konsisten mempromosikan angin dan matahari sebagai 'batubara baru', baterai dan bahan bakar hidrogen sebagai 'minyak bumi baru', dan AIoT sebagai 'jaringan baru'.

Envision juga menyebut Net Zero Industrial Park sebagai infrastruktur baru dan ekosistem teknologi Net Zero sebagai industri baru, yang pada akhirnya akan dapat membantu menciptakan dunia tanpa emisi atau Net Zero World.

Kemarin, keduanya menandatangani Head of Agreement (HoA) untuk melanjutkan rencana kedua perusahaan membangun kerja sama di bidang industrial park ramah lingkungan. Pendandatanganan ini dilakukan di sela kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali oleh residen Direktur & CEO BNBR, Anindya N. Bakrie dan Founder & CEO Envision Lei Zhang.

Melalui perjanjian tersebut, Grup Bakrie dan Envision bakal membangun green industrial park di Sulawesi Tengah. Kawasan industri hijau ini diklaim menjadi yang pertama di Indonesia.

Anin menyatakan bahwa perjanjian tersebut memungkinkan kedua perusahaan untuk bersama-sama mengeksplorasi pengembangan proyek-proyek energi terbarukan, termasuk yang memanfaatkan tenaga angin, surya, amonia hijau dan hidrogen hijau.

"Kami melihat kemungkinan pengembangan solusi digital Net Zero di Indonesia, dengan memanfaatkan sistem yang telah dibuat oleh pihak Envision Digital secara komprehensif", kata Anin, dikutip Senin (14/11/2022).

BNBR memang tengah berupaya membangun elektrifikasi transportasi yang terintegrasi, serta ekosistem baterai EV di Indonesia. Jaringan tersebut akan terdiri dari baterai untuk EV, EV-Bus, EV-Car, EV-Motorcycle, EV-Infrastructure, dan daur ulang baterai.

BNBR juga berencana untuk membangun kapasitas rantai pasok baterai secara lengkap dari hulu hingga hilir, yang akan dijalankan dengan tetap menerapkan protokol ESG yang ketat.

"Bersama Envision dan mitra-mitra lain di masa datang, kami berharap dapat meningkatkan keamanan pasokan unit nikel dan bahan baku lainnya, terus memperluas kapasitas konversi nikel sulfat, memproduksi baterai secara mandiri, dan pada akhirnya dapat juga memproduksi pCAM dan CAM secara mandiri di Indonesia", tuturnya.

Kabar rencana VKTR IPO sendiri sudah terdengar beberapa waktu lalu. Direktur Utama dan CEO BNBR Anindya N. Bakrie menyebut, aksi korporasi anak usahanya tersebut akan dilaksanakan pada akhir tahun ini untuk pengembangan valuasi dan kinerja perusahaan.

"InsyaAllah kami akan dapat melaksanakan IPO VKTR di akhir tahun 2022. Dengan langkah ini, diharapkan valuasi VKTR bisa tumbuh pesat dan potensi pengembangan perusahaan ini menjadi terbuka lebih luas lagi," kata Anindya.

Anindya menjelaskan, melalui VKTR, pihaknya semakin fokus dengan proyek elektrifikasi transportasi dengan mengembangkan bus listrik untuk sarana transportasi publik. Di awal tahun ini, sebanyak 30 unit bus listrik dari BYD-VKTR telah beroperasi di Jakarta sebagai bagian dari armada operasional TransJakarta.

Saat ini, VKTR tengah memacu kerja sama dengan banyak pihak, sebagai salah satu strategi Perseroan untuk membangun ekosistem industri elektrifikasi yang lengkap dan kuat dari hulu hingga hilir.

"Selain dengan BYD Auto dan perusahaan karoseri lokal Tri Sakti, melalui VKTR, kami telah berinvestasi dan bekerjasama dengan perusahaan teknologi retrofit dan heavy mobility dari Inggris Equipmake dan produsen baterai ramah lingkungan BritishVolt, juga asal Inggris. Di sisi lain, VKTR juga baru-baru ini telah menandatangani kesepakatan dengan beberapa perusahaan pemasok bahan baku baterai, termasuk perusahaan daerah," jelas Anindya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular