Breaking News: Rupiah Menguat 1% ke Rp 15.540/US$!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 11/11/2022 09:08 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Jumat (11/11/2022). Indeks dolar AS yang jeblok pasca rilis data inflasi membuat rupiah mampu melesat.

Melansir data Refinitiv rupiah membuka perdagangan di Rp 15.540/US$, melesat nyaris 1% di pasar spot. Level tersebut menjadi yang terkuat dalam dua pekan terakhir.

Indeks dolar AS pada perdagangan Kamis kemarin jeblok hingga 2,1% ke 108,20, dan berada di level terendah sejak pertengahan Agustus lalu.


Jebloknya indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut terjadi pasca rilis data inflasi yang menunjukkan penurunan tajam. Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (10/11/2022) melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 7,7% year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya 8,2% (yoy).

Inflasi tersebut sudah mulai menurun sejak Juli lalu, semakin menjauhi rekor tertinggi 40 tahun di 9% yang dicapai pada Juni lalu.

CPI inti dilaporkan tumbuh 6,3% (yoy), turun dari Oktober 6,5% (yoy).

Pasca rilis tersebut, pelaku pasar melihat The Fed akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya pada bulan depan.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga naik 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5% pada Desember kini sebesar 90%, naik jauh dari hari sebelumnya 56%.

Seperti diketahui, The Fed sebelumnya sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin empat kali beruntun hingga suku bunga saat ini menjadi 3,75% - 4%.

Meski demikian, Presiden The Fed wilayah San Fransisco, Mary Daly mengatakan data inflasi tersebut memang kabar bagus, tetapi masih jauh dari kemenangan.

"Inflasi 7,7% secara tahunan masih terlalu tinggi dan jauh dari target bank sentral sebesar 2%," kata Daly sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (10/11/2022).

Beberapa pejabat The Fed juga menyambut baik rilis inflasi tersebut, tetapi Presiden The Fed wilayah Dallas, Lorie Logan mengatakan suku bunga masih akan tetapi dinaikkan, meski dalam laju yang lebih lambat.

"Saya percaya mengendurkan laju kenaikan suku bunga akan tepat, jadi kita bisa menilai dengan lebih baik bagaimana perkembangan kondisi finansial dan ekonomi," kata Logan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS