
Duh! Kurs Dolar Singapura Makin Mahal, Tembus Rp 11.200

Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja impresif, terlihat dari serangkaian data yang dirilis sejak awal bulan. Sayangnya hal tersebut belum mampu mendongkrak kinerja rupiah melawan dolar Singapura.
Mata uang Negeri Merlion ini terus menanjak hingga menembus Rp 10.200/SG$ sejak Jumat pekan lalu. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Aprl 2020.
Pada perdagangan Rabu (9/11/2022), dolar Singapura terkoreksi, berada di kisaran Rp 11.180/SG$ atau melemah sekitar 0,3% pada pukul 11:50 WIB di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Dolar Singapura terus menanjak semenjak Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) kembali mengetatkan kebijakannya pertengahan bulan lalu.
MAS mengubah titik tengah (centre) Singapore dollar nominal effective exchange rate (S$NEER). Sementara untuk slope dan width tidak dirubah.
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER , yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).
Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
Sejak akhir tahun lalu, MAS sudah 5 kali mengetatkan kebijakannya.
Sementara itu dari dalam negeri, serangkaian data ekonomi menunjukkan Indonesia semakin jauh dari resesi.
Kemarin, Bank Indonesia melaporkan IKK Oktober sebesar 120,3, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 117,2. IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang abtas antara zona optimis dan pesimis. Di atasnya 100 artinya optimis, semakin tinggi tentunya semakin bagus.
Saat konsumen semakin optimistis, maka belanja bisa mengalami peningkatan yang pada akhirnya mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, belanja rumah tangga merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, di kuartal III-2022 kontribusinya lebih dari 50%.
![]() |
Kenaikan tersebut terbilang tajam, melihat IEK juga memberikan optimisme ke depannya perekonomian Indonesia masih akan kuat meski dunia terancam mengalami resesi di 2023.
Perekonomian Indonesia juga tumbuh tinggi di kuartal III-2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2022 tumbuh 5,72% (year on year/yoy). Rilis tersebut sedikit lebih tinggi dari proyeksi pemerintah 5,7%, dan Bank Indonesia (BI) 5,5%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6%.
Sebelumnya di awal bulan ini, S&P Global pada melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia tumbuh 51,8 pada Oktober. Meski turun cukup dalam dari bulan sebelumnya 53,7 tetapi masih berada di atas 50.
Angka di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya adalah kontraksi.
Jika dilihat lebih detail, laporan S&P global menyatakan tingkat keyakinan bisnis naik ke level tertinggi sejak Maret.
"Tingkat keyakinan usaha manufaktur terus menunjukkan peningkatan hingga mencapai level tertinggi sejak Maret. Perusahaan berharap kondisi ekonomi akan membaik yang bisa mendorong penjualan. Selain itu, dunia usaha juga terus menambah input dan merekrut tenaga kerja di awal kuartal IV-2022 yang merefleksikan ekspektasi positif terkait output ke depannya," kata Jingyi Pan, Economic Associate Director di S&P Global Market Intelligence, dalam rilisnya Selasa (1/11/2022).
Di hari yang sama, dengan rilis S&P Global BPS melaporkan inflasi Indonesia pada Oktober 2022 mencapai 5,71% secara (yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yaitu 5,95%.
"Inflasi di Oktober ini terlihat mulai melemah. Pada Oktober 2022 terjadi inflasi sebesar 5,71%," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa (Disjas) BPS, Setianto dalam konferensi pers.
Penurunan inflasi ini lagi-lagi menjadi kabar bagus, inflasi yang melandai dengan IKK yang meningkat, tentunya bisa menongkrak belanja rumah tangga. Pertumbuhan ekonomi pun bisa lebih kencang lagi ke depannya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bangkit, Kurs Dolar Singapura Dekati Lagi Rp 10.700
