Pasca Rilis PDB, IHSG Sesi I Langsung Melesat 0,23%!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,23% atau 16,12 poin, ke 7.061,65 pada penutupan perdagangan sesi I Senin (4/11/2022), pasca rilis data produk domestik bruto (PDB) RI kuartal III-2022 yang tumbuh signifikan di tengah gonjang ganjing ekonomi global.
Indeks acuan Tanah Air stagnan di posisi 7.045,53 pagi tadi. Namun, selang 5 menit saja indeks mendadak berbalik arah dengan koreksi 0,1% ke 7.038,16. Pukul 11.11 WIB IHSG terpantau menghijau dan melanjutkan penguatan hingga penutupan perdagangan sesi I.
Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 7,33 triliun dengan melibatkan lebih dari 13 miliar saham yang berpindah tangan 887 kali.
Level tertinggi berada di 7.064,78 sesaat sebelum perdagangan ditutup, sementara level terendah berada di 7.011,56 sekitar pukul 10:05 WIB. Mayoritas saham siang ini terpantau mengalami kenaikan.
Statistik perdagangan mencatat ada 271 saham yang menguat dan 234 saham yang mengalami penurunan, serta sisanya sebanyak 174 saham stagnan.
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya siang ini, yakni mencapai Rp 373,1 miliar. Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 270,7 miliar dan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di posisi ketiga sebesar Rp 225,1 miliar.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan lalu berhasil menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 401,97 poin, atau 1,26%, menjadi 32.403,22. Indeks S&P 500 naik 50,66 poin, atau 1,36%, menjadi 3.770,55 dan Indeks Nasdaq Composite bertambah 132,31 poin, atau 1,28%, menjadi 10.475,25.
Dalam sepekan kemarin, Indeks Dow turun 1,39%, S&P turun 3,34% dan Nasdaq turun 5,65% untuk persentase penurunan mingguan terbesar sejak Januari.
Wall Street menguat karena laporan pengangguran yang membuat ekspektasi para pelaku pasar bahwa The Fed akan emlonggarkan kenaikan suku bunga acuan. Pendapatan rata-rata per jam pun naik lebih dari ekspektasi para pelaku pasar.
Data pasar tenaga kerja menjadi fokus utama para pelaku pasar karena The Fed mengatakan sedang mencari 'pendingin' untuk mempertimbangkan jeda dalam menaikkan suku bunga.
Sebenarnya pelaku pasar telah mengantisipasi adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) dalam pertemuan bulan November 2022.
Namun Ketua Fed Jerome Powell mengatakan masih "prematur" untuk membahas jeda kenaikan suku bunga dan bahwa suku bunga terminal kemungkinan akan lebih tinggi dari yang dinyatakan sebelumnya.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 adalah 5,72% (year on year (yoy). Rilis data PDB ini suskses membuat IHSG melesat lagi.
"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan persisten selama empat kuartal berturut sejak kuartal IV 2021. ini menandakan pemulihan ekonomi terus berlanjut dan semakin menguat," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022)
Realisasi ini dipengaruhi oleh beberapa indikator. Neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 14,92 miliar selama Juli - September 2022. Hal ini ditopang oleh lonjakan ekspor batu bara, minyak kelapa sawit dan besi dan baja yang dipengaruhi oleh kenaikan harga internasional.
Mobilitas masyarakat juga semakin pulih dari pandemi covid-19, ditandai dengan perkembangan jumlah wisatawan mancanegara tumbuh 10.746,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)