Jos! RI Anti Resesi, Rupiah Juara 1 di Asia Vs Dolar AS!

Market - Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
07 November 2022 11:50
Dollar-Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terapresiasi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Senin (07/11/2022). Padahal indeks dolar AS sedang menguat di pasar spot dan menekan mayoritas mata uang di Asia.

Mengacu pada data Refinitiv, Mata Uang Garuda menguat pada pembukaan perdagangan sebesar 0,54% ke Rp 15.650/US$. Kemudian, rupiah memangkas penguatannya menjadi 0,35% ke Rp 15.680/US$ pada pukul 11:10 WIB.

Rupiah berhasil mempertahankan penguatannya di saat indeks dolar AS menguat di pasar spot. Pukul 11:00 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya terpantau melemah 0,14% ke posisi 111,03. Meski menguat, indeks dolar AS telah mengurangi keperkasaannya karena rilis tingkat pengangguran bertambah membuat potensi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berkurang.

"Itu, secara keseluruhan, laporan yang cukup beragam, dilihat dari reaksi pasar, investor benar-benar fokus pada peningkatan tingkat pengangguran, dan itu mungkin menyebabkan pelaku pasar mengurangi ekspektasi mereka pada suku bunga dana Fed," tutur Ahli Strategi Mata Uang di Commonwealth Bank of Australia Carol Kong dikutip Reuters.

Pada Jumat pekan lalu (04/11), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data tenaga kerja bertambah sebanyak 315.000 pekerjaan yang melampaui ekspektasi analis di 263.000 pekerjaan. Sementara angka pengangguran naik menjadi 3,7% dari 3,5%.

Rilis data tenaga kerja AS kerap menjadi perhatian para pengambil keputusan karena dapat menggambarkan situasi pasar tenaga kerja. Jika pasar tenaga kerja ketat di tengah inflasi yang tinggi, tentunya akan membuat angka inflasi menjadi sulit untuk melandai. Pasar tenaga kerja yang ketat akan menaikkan upah dan akan terus membuat masyarakat konsumtif meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berjuang untuk meredamkan inflasi.

Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat. Meski begitu, Barkin memprediksikan bahwa Fed akan memperkecil magnitute kenaikan suku bunga acuan.

"Ketika Anda menginjak rem, Anda berpikir tentang mengemudi dengan cara yang sangat berbeda ... terkadang Anda bertindak sedikit lebih hati-hati, dan saya siap melakukannya. Saya pikir implikasinya mungkin adalah laju kenaikan tarif yang lebih lambat, laju kenaikan tarif yang lebih lama dan berpotensi titik akhir yang lebih tinggi," tuturnya.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2022 mencapai 5,72% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi tumbuh 1,81%.

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2022 atas dasar harga berlaku Rp 5.901,2 triliun Rp dan atas dasar harga konstan Rp 2.976,8 triliun.

Angka pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal III-2022, tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44% (yoy) dan 3,72% (qtq) pada kuartal II-2022. Pada kuartal I-2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% (yoy) tetapi terkontraksi 0,95% (qtq).

Rilis data ekonomi yang solid dari dalam negeri, tampaknya menjadi angin segar bagi pasar keuangan RI. Rupiah pun tertopang dan berhasil menguat pada hari ini terhadap dolar AS.

Perkasanya dolar AS menekan pergerakan mayoritas mata uang di Asia, di mana yen Jepang dan yuan China melemah paling tajam yang masing-masing sebesar 0,43% dan 0,41% terhadap dolar AS. Disusul oleh dolar Taiwan yang terkoreksi 0,38% di hadapan dolar AS.

Sementara, hanya dua mata uang yang berhasil terapresiasi. Mata Uang Tanah Air berhasil menguat paling tajam sebesar 0,35% di hadapan dolar AS. Disusul oleh ringgit Malaysia yang menguat 0,08% terhadap si greenback.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Rupiah Gagal Nanjak, Padahal Dolar AS Lagi Lesu.. Kok Bisa?


(aaf/aaf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading