Kabar Emiten Terbaru, Aksi Sang Naga Hingga Prajogo Pangestu
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses pada perdagangan Kamis (3/11/2022), setelah sempat merosot ke bawah 7.000. IHSG mampu menguat saat bursa Asia lainnya merosot akibat bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang mengindikasikan suku bunga bisa lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Melansir data Refinitiv, IHSG tercatat menguat 0,27% ke 7.034,573. Data pasar mencatat, sebanyak 248 emiten menguat, 280 turun dan 164 stagnan.
Mayoritas bursa saham Asia hari ini merosot. Selain IHSG, cuma ada indeks SET Thailand dan Topix Jepang yang mencatat penguatan.
Bagaimana IHSG menuju akhir pekan pertama di November? Sebelum memulai perdagangan saham, yuk simak kabar emiten, Jumat (11/4/2022):
Dicaplok 'Sang Naga', Saham Primadaya Masuk Saham Syariah
PT Primadaya Plastindo bakal segera mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sembari prosesnya berjalan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menetapkan Primadaya Plastindo menjadi saham syariah.
Berdasarkan keterangan resmi OJK dikutip Kamis (3/11/2022), penetapan itu disahkan melalui Keputusan Nomor: KEP-78/D.04/2022 tentang Penetapan Saham PT Primadaya Plastisindo Tbk. sebagai Efek Syariah.
Dengan dikeluarkannya Keputusan Dewan Komisioner OJK tersebut, maka saham Primadaya masuk ke dalam Daftar Efek Syariah sebagaimana Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor: KEP-38/D.04/2022 tanggal 23 Juni 2022 tentang Daftar Efek Syariah.
Dikeluarkannya keputusan itu adalah sebagai tindak lanjut dari hasil penelaahan OJK terhadap pemenuhan kriteria Efek Syariah atas Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan oleh PT Primadaya Plastisindo Tbk.
Sumber data yang digunakan sebagai bahan penelaahan berasal dari dokumen Pernyataan Pendaftaran serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari Emiten maupun dari pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya.
Secara periodik OJK akan melakukan review atas Daftar Efek Syariah berdasarkan Laporan Keuangan Tengah Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan dari Emiten atau Perusahaan Publik. Penelaahan atas Daftar Efek Syariah juga dilakukan apabila terdapat Emiten atau Perusahaan Publik yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi Efektif dan memenuhi kriteria Efek Syariah atau apabila terdapat aksi korporasi, informasi, atau fakta dari Emiten atau Perusahaan Publik yang dapat menyebabkan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kriteria Efek Syariah.
Pendiri Agung Sedayu Group
IPO Perusahaan ini cukup menarik. Pasalnya, Sugianto Kusuma alias Aguan, Pendiri Agung Sedayu Group berkomitmen menjadi investor strategis PT Primadaya Plastisindo.
Masuknya investor strategis membuaat Primadaya Plastisindo optimis kinerja bertumbuh pada masa-masa mendatang. Direktur Utama Primadaya Plastisindo Kennie Angesty mengatakan saat ini Perseroan telah selesai melakukan masa Penawaran Awal dan telah mendapatkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melanjutkan serangkaian kegiatan IPO. Nantinya, saham perseroan dengan kode PDPP juga akan masuk sebagai Saham DES (Daftar Efek Syariah).
"Kami optimistis kinerja Perseroan akan semakin bertumbuh kendati ketidakpastian kondisi perekonomian sudah banyak diproyeksikan ke depan. Kami juga telah mendapati investor strategis yang meyakini bahwa Perseroan mampu memiliki pertumbuhan yang positif dan potensi untuk terus berkembang serta memiliki tata kelola perusahaan yang baik," katanya melalui siaran pers, Kamis (3/11/2022).
Perseroan akan melepas sebanyak 500.000.000 saham atau sebanyak 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana ini dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per lembar saham dan ditawarkan pada harga Rp 200 per saham. Alhasil, potensi dana yang akan diraup Perseroan berkisar Rp 100 miliar.
Sampoerna Agro Bagi Dividen, Catat Tanggalnya
PT Sampoerna Agro (SGRO) Tbk akan membagikan dividen interim tunai untuk tahun buku September 2022. Adapun jumlah yang akan dibagikan sebesar Rp 163,67 miliar atau setara Rp 90 per saham.
Jadwal Pembagian Dividen Interim SRGO:
1. Akhir Periode Perdagangan Saham dengan Hak Dividen (Cum Dividen)
-Pasar Reguler dan Negosiasi: 11 November 2022
-Pasar Tunai : 15 November 2022
2. Awal Periode Perdagangan Saham Tanpa Hak Dividen (Ex-Dividen)
- Pasar Reguler dan Negosiasi: 14 November 2022
-Pasar Tunai : 16 November 2022
3. Tanggal Daftar Pemegang Saham yang Berhak Dividen : 15 November 2022
4. Tanggal Pembayaran Dividen Interim Tunai : 29 November 2022.
Untuk diketahui, SGRO meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 806,32 miliar per 30 September 2022, naik 58,20% secara year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 509,66 miliar.
Dalam laporan keuangan per 30 September 2022, Sampoerna Agro membukukan penjualan Rp 3,91 triliun, tumbuh tipis dari sembilan bulan 2021 Rp 3,90 triliun. Kendati demikian, beban pokok penjualan SGRO berkurang dari Rp 2,71 triliun menjadi Rp 2,38 triliun hingga kuartal III-2022.
Alhasil, laba bruto perseroan tercatat Rp 1,52 triliun atau meningkat daripada 30 September 2021 di Rp 1,19 triliun. Sementara laba usaha sampai kuartal ketiga tahun ini adalah Rp 1,22 triliun, naik dari periode sama 2021 Rp 933,85 miliar.
Aset perseroan juga bertambah jadi Rp 10,38 triliun per 30 September 2022, dari sebelumnya Rp 9,75 triliun per 31 Desember 2021. Liabilitas Sampoerna Agro per 30 September 2022 meningkat tipis jadi Rp 5,23 triliun, sedangkan di 31 Desember 2021 jumlahnya Rp 5,15 triliun.
Kemudian ekuitas (neto) SGRO pada 30 September 2022 terhitung sebanyak Rp 5,15 triliun. Pada 31 Desember 2021 jumlahnya sebesar Rp 4,59 triliun.
Waskita (WSKT) Bangun Gedung Setneg di IKN, Nilainya Rp 1,3 T
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) kembali memenangkan tender proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ini kali ketiga perusahaan memenangkan proyek di lokasi ini.
Berdasarkan keterangan perusahaan, Kamis (3/11/2022), proyek yang dimenangkan kali ini adalah Gedung Sekertariat Presiden dan Bangunan Pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan. Nilai kontraknya mencapai Rp 1,35 triliun.
Penandatanganan kontrak telah dilakukan pada 2 November kemarin. Proyek Non-KSO ini direncanakan akan dibangun pada tanah seluas 50,678 m2 dimana proses konstruksi akan dimulai pada tahun 2022 dan akan dilaksanakan selama 2 tahun.
Sebelumnya,Waskita juga telah memenangkan 2 tender proyek infrastruktur konektivitas, diantaranya Jalan Tol dan Jalan Nasional di IKN dengan total kontrak sebesar Rp2,4 Tn.
Dengan dimenangkannya tender proyek Gedung Setneg ini, maka sampai saat ini Waskita telah memenangkan tender proyek IKN dengan total nilai kontrak mencapai Rp 3,75 triliun.
Waskita terus berupaya untuk mencapai target perolehan NKB tahun 2022 sebesar Rp 25 triliun-Rp 30 triliun dengan mengedepankan aspek feasibility, manajemen risiko serta kejelasan metode pembiayaan sehingga diharapkan dapat terus memberikan dampak positif bagi kinerja Perusahaan hingga akhir tahun 2022.
Tambah Banyak, Dua Bos Emiten Kembali Resign! Fenomena Apa?
Menuju akhir tahun makin banyak direksi dan komisaris yang meninggalkan posisi strategis mereka. Terbaru, PT Arthavest Tbk, baru saja ditinggal oleh Inggrid, salah satu Komisaris Independen ARTA.
"Sehubungan dengan kesibukan saya dan agar idak mengganggu kelancaran kepengurusan PT Arthavest, maka saya mengundurkan diri dari posisi komisaris Independen," ungkap Inggrid dalam keterbukaan informasi, Kamis (3/11/2022).
Dalam surat pengunduran dirinya, masa efektif berhenti Inggrid akan berlaku sejak 19 Desember 2022 dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar perseroan.
Tidak cuma ARTA, Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) juga ditinggalkan oleh Komisarisnya yakni, Tay Pei Shan dari jabatan komisaris perseroan. Surat pengunduran diri dilayangkan pada 2 November 2022.
Sayangnya pengunduran ini tidak dijelaskan apa penyebabnya. Untuk mengganti komisaris, SONA akan menggelar RUPS yang akan penyelenggaraannya akan diumumkan di BEI.
Sebelumnya ada pula beberapa emiten yang direksinya mundur:
1. PT Victoria Insurance Tbk (VINS)
PT Victoria Insurance Tbk (VINS) telah menerima surat pengunduran diri Direktur Suryadi per 27 Oktober 2022. Pengunduran diri tersebut akan berlaku efektif pada 30 November 2022 mendatang.
"Dengan ini saya selaku PT. Victoria Insurance Tbk mengajukan pengunduran diri dari jabatan saya efektif hari Rabu, 30 November 2022," kata Suryadi secara tertulis.
2. PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA)
PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) telah menerima surat permohonan pengunduran diri Henry Koenaifi dari jajaran direksi per tanggal 27 Oktober 2022.
Perseroan telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi tersebut pada tanggal 31 Oktober 2022. Pemanggilan RUPS telah dilakukan pada tanggal 07 Oktober 2022 lalu.
3. PT Unilever Indonesia (Persero) Tbk
Direktur dan Sekretaris Unilever Indonesia Reski Damayanti mengundurkan diri dari jabatannya. Menurut keterangan dari keterbukaan informasi IDX, pengunduran diri Reski berlaku efektif per tanggal 31 Oktober 2022. Sementara surat pengunduran diri yang ditujukan ke Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK tertanggal 4 Oktober 2022.
4. PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA)
Direktur Retail Banking PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), Budijanto Soedarpo mengundurkan diri dari perusahaan yang akan berlaku efektif per tanggal 31 Desember 2022.
Budijanto menjelaskan jika waktu pengunduran diri tersebut sudah dikomunikasikan dengan manajemen perusahaan. Meski begitu, dirinya tidak menjelaskan lebih lanjut alasan pengunduran dirinya itu, dan kenapa dipilih tanggal tersebut.
5. PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR)
Direktur Utama PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), Zafrinal, secara resmi mengundurkan diri pada Senin (22/8/2022). Padahal, perseroan sawit tersebut baru 2,5 pekan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menjawab pertanyaan bursa, manajemen Jhonlin diwakili Direktur Temmy Iskandar mengungkapkan, Bapak Zafrinal sedang fokus mengerjakan proyek baru di EAS Group yang kelak akan memberikan jaminan ketersediaan bahan baku bagi Perseroan.
"Maka dari itu Bapak Zafrinal memutuskan dan menyampaikan pengunduran diri kepada Manajemen agar tetap terjaganya dengan baik operasional bisnis Perseroan dan kelangsungan usaha Perseroan," ungkapnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (23/8/2022).
Temmy juga menjamin tidak ada dampak pengunduran diri Zafrinal terhadap komitmen pemegang saham serta jajaran kepengurusan Komisaris/Direksi Perseroan terhadap Investor Publik.
WIKA Resmi Jalankan Proyek Pengembangan BIB Senilai Rp 2,18 T
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) resmi ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana Proyek Pengembangan Bandara Internasional Batam (BIB).
Pengerjaan proyek yang bernilai Rp 2,18 triliun ini resmi dimulai dengan diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh PT Bandara Internasional Batam (BIB).
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito menyampaikan apresiasinya atas hal ini. Menurutnya, keterlibatan perusahaan sebagai investor dan kontraktor pelaksana pada pengembangan Bandar Udara Internasional Batam menjadi sebuah langkah maju dalam penguatan bisnis WIKA pada sektor konstruksi kebandarudaraan.
Emiten Prajogo Pangestu Bagi-Bagi Bonus Saham! Siapa Dapat?
PT Barito Pacific (BRPT), emiten holding multi sektor milik taipan Prajogo Pangestu akan melakukan pembagian saham bonus kepada seluruh pemegang saham. Hal ini seiring dengan pengalihan saham treasuri dengan cara dan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam POJK No. 2/2013.
Sebelumnya, emiten di bawah naungan Prajogo Pangestu ini telah melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak 392,50 juta saham yang dilakukan selama periode 27 September 2016 sampai dengan 27 Desember 2016.
Saham Bonus merupakan cara untuk pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback) yang tidak dicantumkan di dalam POJK No. 2/2013, maka agar Saham Treasuri dapat digunakan sebagai Saham Bonus, BRPT perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari OJK dengan menggunakan mekanisme cara lain.
"Pembagian saham bonus yang akan dilaksanakan merupakan pemenuhan perseroan atas kewajibannya untuk mengalihkan saham treasuri," tulis manajemen BRPT dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (3/11/2022).
Manajemen menyebut, pengalihan saham treasuri menjadi saham bonus dapat memberikan manfaat kepada pemegang saham dan BRPT.
Pertama, pembagian saham bonus ini diharapkan akan dapat meningkatkan likuiditas saham yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perdagangan saham BRPT di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kedua, transaksi pembagian saham bonus yang berasal dari saham treasuri ini akan dicatat sebagai pengurang saham treasuri dan pengurang agio saham pada laporan keuangan.
Saham bonus akan diberikan kepada seluruh pemegang saham secara proporsional sesuai kepemilikan sahamnya. Apabila terdapat sisa saham treasuri setelah pelaksanaan pembagian saham bonus, maka akan digunakan sebagai bagian dari pelaksanaan program kepemilikan saham oleh manajemen dan karyawan sebagaimana yang telah disetujui di dalam RUPSLB tanggal 8 Juni 2018.
Jumlah saham yang akan dibagian yakni 392,35 juta saham dengan nilai nominal Rp 100. Manajemen mengusulkan pembagian saham bonus dengan rasio setiap 475 lembar saham lama akan memperoleh 2 lembar saham bonus.
Pembagian saham bonus dilakukan dengan pembulatan ke bawah dan BRPT tidak akan membagikan saham dengan kepemilikan saham di bawah rasio pembagian yang telah ditentukan.
Apabila pemegang saham mendapatkan saham bonus dalam bentuk pecahan atau tidak mencapai satuan lembar saham, maka akan dilakukan pembulatan kebawah baik untuk pecahan lebih atau kurang dari setengah.
Untuk itu, BRPT telah menyampaikan permohonan persetujuan kepada OJK disertai dengan penjelasan mengenai rencana BRPT untuk mengalihkan Saham Treasuri dengan cara membagikannya sebagai Saham Bonus.
OJK melalui surat No. S-209/D.04/2022 tertanggal 24 Oktober 2022 dapat mempertimbangkan permohonan BRPT untuk mengalihkan saham hasil pembelian kembali dengan cara membagikannya secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Dalam pelaksanaannya BRPT diminta untuk memperoleh persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Pelaksanaan RUPSLB akan digelar pada 9 Desember 2022 mendatang, bertempat di Wisma Barito Pacific II, Lantai Mezzanine, Jalan Let. Jend. S. Parman Kav 60, Jakarta.
Mengenal OMRE, Emiten yang Dikira Diborong Anthoni Salim
PT Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) belakangan menarik perhatian pasar. Terlebih, setelah publik terkecoh oleh kabar yang menyebut perusahaan properti ini diakuisisi oleh Grup Salim.
Lantas, siapa sejatinya OMRE?
Dikutip dari berbagai sumber, OMRE semula bernama PT Triyasa Tamihan. Perusahaan berdiri pada 23 April 1983 dan sempat beberapa kali berganti nama.
Perubahan pertama terjadi pada 1990. Namanya menjadi PT Ometraco Realty. Barulah pada 1996 berubah nama jadi Indonesia Prima Property. Ini sekaligus mengukuhkan OMRE sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Sekarang, sebesar 78,24% saham OMRE dikuasai oleh First Pacific Capital Group Limited. Sisanya menjadi porsi masyarakat.
First Pacific Capital Group juga merupakan pengendali perusahaan. Belakangan diketahui, perusahaan ini bukan milik Anthoni Salim, melainkan terafiliasi dengan Grup Gajah Tunggal.
Siapa di balik First Pacific Capital justru terungkap dalam dokumen keterbukaan informasi terkait aksi borong saham OMRE 1 November kemarin. Dokumen itu ditandatangani oleh Direktur First Pacific Capital Khoo Chin Inn.
Dalam sebuah dokumen yang diperoleh CNBC Indonesia tertanggal 25 Agustus 2022, Khoo Chin Inn juga menjabat sebagai direktur di Nuri Holdings (S) Pte Ltd. Nuri Holdings merupakan pemegang 50% saham Tuan Sing Holdings Limited, perusahaan yang bergerak di bidang investasi properti.
Sementara, CEO Tuan Sing Holdings adalah William Nursalim. Ia merupakan putra dari pasangan Sjamsul Nursalim dan Itjih Nursalim yang tak lain adalah pendiri Grup Gajah Tunggal.
Berdasarkan laporan keuangan, OMRE juga memiliki penerima manfaat akhir atau ultimate beneficial owner yang sama dengan tiga perusahaan lain. Ketiganya adalah, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT KMI Wire & Cable Tbk (KBLI) dan PT Indexim Coalindo.
Bisnis Properti Gelap, Rugi Lippo Karawaci Terbang 187,7%
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat rugi periode berjalan hingga kuartal III-2021 membengkak sebesar 187,7% menjadi Rp 1,673 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 581,42 miliar.
Mengutip laporan keuangannya, pembengkakan rugi tersebut karena pendapatan yang turun sebesar 13,6% per September 2022 menjadi Rp 10,54 triliun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 12,20 triliun. Beban pajak final Rp 88,63 miliar turun dari sebelumnya Rp 199,29 miliar. Sehingga pendapatan bersih perseroan Rp 10,455 triliun turun 12,91% dari sebelumnya Rp 12,007 triliun.
Beban pokok pendapatan turun 18,7 % menjadi Rp 6,137 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 7,541 triliun. Sehingga laba bruto per kuartal III sebesar Rp 4,317 triliun atau turun dari sebelumnya yang sebesar Rp 4,465 triliun.
Beban usaha hingga sembilan bulan 2022 naik 4,9% menjadi Rp 3,39 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 3,23 triliun. Penghasilan lainnya juga turun menjadi Rp 165,65 miliar dari sebelumnya Rp 1,032 triliun. Beban lainnya Rp 947,103 miliar atau naik dari sebelumnya Rp 456,783 miliar. Sehingga laba usaha anjlok 92,4% menjadi Rp 137,068 miliar dari sebelumnya Rp 1,809 triliun.
Beban keuangan bersih anjlok menjadi Rp 1,414 triliun dari sebelumnya Rp 1,890 trilium. Sehingga rugi sebelum beban pajak membengkak menjadi sebesar Rp 1,367 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 76,44 miliar.
Adapun aset perseroan hingga kuartal III 2022 menjadi sebesar Rp 51,12 trilium atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 52,08 triliun.
Telkom Belum Eliminasi Rencana IPO Bisnis Data Center
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) bakal membuka gembok valuasi bisnis data center yang dikelola oleh anak usahanya. Perusahaan mempertimbangkan dua opsi, yakni initial public offering (IPO) atau mencari investor strategis secara langsung melalui private placement.
"Belum bisa kami pastikan apakah ada rencana IPO atau tidak. Saat ini masih dalam tahap pengkajian," ujar AVP External Communications Telkom Sabri Rasyid kepada CNBC Indonesia.
Isu IPO tersebut tak lepas dari konsolidasi bisnis data center yang tengah dilakukan. Telkom menargetkan konsolidasi bisnis data center dalam Telkom Data Ekosistem (TDE) selesai pada 2024.
IPO dan private placement memang masih jadi pertimbangan Telkom. Terlebih, jika melihat efek IPO Mitratel.
Valuasi Telkom meningkat hingga Rp 30 triliun setelah strategi unlocking unit bisnis TLKM itu dilakukan melalui IPO.
Sebelumnya, CEO PT Telkom Data Center Andreuw Th. A.F mengatakan, Indonesia berpotensi memperoleh investasi jumbo dari segmen bisnis data center. Kondisi ini sejalan dengan kebijakan moratorium data center yang berlaku di Singapura sejak 2019 hingga akhirnya di cabut pada Januari 2022.
Menurut Andreuw, akan terjadi limpahan investasi data center dari Singapura dalam beberapa tahun kedepan, mengingat Indonesia memilki daya tarik dari peningakatan aktivitas ekonomi digital yang mencapai USD 70 miliar di 2021 lalu.
Andreuw menambahkan, Indonesia harus bisa menangkap peluang ini, dengan Batam sebagai wilayah yang akan banyak menjadi tujuan investasi.
Andreuw juga menggarisbawahi, industri data center Indonesia ini akan bertumbuh pesat, dengan CAGR hingga 17% dalam kurun 2021 hingga 2030 mendatang, dengan kapasitas data center sebesar 1.576 mega watts.
Sementara itu, PT Telkom Data Center berencana mengembangkan kapasitas data center nya hingga 400 mega watt (MW) di 2030, dari kondisi saat ini baru memiliki kapasitas 40 MW.
Anti Mainstream, Laba Pakuwon Jati (PWON) Melesat Segini
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatat, laba komprehensif periode berjalan hingga kuartal III-2021 sebesar Rp 1,29 triliun. Angka tersebut naik sebesar 61,7% dari periode yang saham tahun sebelumnya sebesar Rp 801,4 miliar. Sedangkan laba bersih periode berjalan naik sebesar 72,75% menjadi Rp 1,38 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 800 miliar.
Mengutip laporan keuangannya, capaian tersebut berasal dari pendapatan yang naik 18,7% per September 2022 menjadi Rp 4,49 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,78 triliun. Beban pokok pendapatan menjadi Rp 2,13 triliun naik dari Rp 2,06 triliun. Sehingga laba bruto perusahaan naik 37,2% menjadi Rp 2,36 triliun dari sebelumnya Rp 1,72 triliun.
Beban penjualan hingga sembilan bulan 2022 sebesar Rp 148,44 miliar dari naik 16,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 127,35 miliar.
Beban umum dan administrasi pada kuartal III menjadi Rp 272,31 miliar atau naik dari Rp 227,26 miliar. Beban keuangan turun menjadi Rp 250,32 miliar dari sebelum Rp 265,65 miliar. Beban pajak final menjadi Rp 263,71 miliar naik dari sebelumnya Rp 175,35 miliar.
Penghasilan bunga naik menjadi Rp 120,53 miliar dari sebelum Rp 98,77 miliar. Kerugian kurs mata uang asing bersih naik Rp 260,56 miliar atau naik dari sebelumnya Rp 47,47 miliar. Sehingga menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,38 triliun dari sebelumnya Rp 812 miliar.
Ssst...Ini Bocoran Soal Pembagian Dividen Bukit Asam (PTBA)
Emiten tambang, PT Bukit Asam (Persero) Tbk memberi sinyal bahwa akan membayar dividen interim kepada para pemegang saham dalam waktu dekat. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Farida Thamrin mengatakan, perseroan memiliki dana yang cukup pada tahun ini.
Farida mengungkapkan, secara historis perseroan belum pernah memberikan dividen interim, sebab dividen merupakan kewenangan dari pemegangan saham.
"Kami selama ini secara historikal belum pernah memberikan dividen interim. Dividen bahwa di kami emang jadi domain pemegang saham. Kami akan persiapkan cashnya," ujarnya dalam diskusi melalui YouTube, Kamis (3/11/2022).
Farida mengaku siap jika perseroan mendapat perintah dari pemegang saham. "Kondisi kuartal III sampai Rp 14 triliun itu lebih gede dari full year 2021. Jangan khawatir cash kita cukup kalaupun nanti dititahkan pemegang saham, kita support," ucapannya.
Farida menambahkan, dengan kondisi permintaan batu bara dan kinerja perseroan yang positif saat ini para investor dapat menikmati buah dari hasil investasi mereka perusahaan. Apalagi, pihaknya memprediksi cash akan terus bertambah hingga akhir tahun.
"Cash dividen aman. Apalagi dengan batu bara sekarang ini. Kita proyeksi cash bertambah sampai akhir tahun. Tapi balik lagi ke pemagang saham kita siapin cashnya," pungkasnya.
Mengutip laman resminya, kinerja keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tumbuh positif di kuartal tiga 2022 dengan membukukan pendapatan Rp 31,07 triliun atau naik 60,31% dari realisasi periode sama tahun lalu Rp 19,38 triliun.
Sementara laba bersih perseroan capai Rp 10 triliun sampai kuartal III-2022. Angka itu melompat 110% dari sembilan bulan tahun 2021 Rp 4,76 triliun. Beban pokok pendapatan PTBA naik dari Rp 11,13 triliun jadi Rp 17,19 triliun di Januari-September tahun ini. Alhasil, laba bruto tercatat mencapai Rp 13,87 triliun, meningkat dari hasil hingga kuartal III-2021 Rp 8,25 triliun.
Laba usaha perseroan di sembilan bulan 2022 senilai Rp 12,06 triliun, naik dari Rp 6,31 triliun. Sedangkan laba periode berjalannya mencapai Rp 10,17 triliun, atau melesat dari kuartal III-2021 di Rp 4,85 triliun. Jumlah aset Bukit Asam sampai 30 September 2022 senilai Rp 41,21 triliun, naik dari 31 Desember 2021 yang sebesar Rp 36,12 triliun.
Jumlah liabilitas per 30 September 2022 adalah Rp 14,78 triliun, lebih tinggi dari data 31 Desember 2021 Rp 11,86 triliun. Kemudian ekuitas PTBA tercatat Rp 26,43 triliun pada 30 September 2022, naik dari 31 Desember 2021 yang berjumlah Rp 24,25 triliun.
(tep/ayh)