Top Gainers-Losers

MPRO Tercuan, MBAP Terboncos Kemarin

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 November 2022 07:20
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Di saat IHSG kembali menguat, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten pertambangan batu bara yakni PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) memimpin jajaran top losers pada perdagangan kemarin, Saham MBAP ditutup ambles 6,94% ke posisi harga Rp 8.050/saham.

Nilai transaksi saham MBAP pada perdagangan kemarin mencapai Rp 15,18 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,87 juta lembar saham. Asing melepas saham MBAP sebesar Rp 1,57 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 24 Oktober hingga kemarin, saham MBAP hanya mencatatkan penguatan sekali, sisanya melemah yakni sebanyak 5 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham MBAP ambles 8% dan dalam sebulan terakhir, saham MBAP ambrol 11,05%.

Belum diketahui penyebab pasti amblesnya harga saham MBAP. Tetapi dari kinerja keuangannya pada kuartal III-2022, MBAP berhasil meraih laba bersih sebesar US$ 162,36 juta, melesat 232,3% dari periode yang sama tahun lalu US$ 48,85 juta.

Dalam laporan keuangan per 30 September 2022, MBAP membukukan pendapatan dari kontrak pelanggan sebesar US$ 366,06 juta, melejit 84,6% dari US$ 198,2 juta pada kuartal III-2021.

Sedangkan, beban pokok penjualan hanya bertambah tipis jadi US$ 131,53 juta, dari sebelumnya US$ 102,09 juta per 30 September 2021.

Laba bruto MBAP pun melesat ke US$ 234,53 juta. Sementara posisi per kuartal III-2021 adalah US$ 96,11 juta.

Selain saham MBAP, terdapat pula saham emiten asuransi umum tertua yakni PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI), yang harga sahamnya ambrol 6,93% menjadi Rp 188/saham.

Nilai transaksi saham MTWI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 729,94 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3,77 juta lembar saham. Asing juga melepas saham MTWI sebesar Rp 1,45 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 24 Oktober hingga kemarin, saham MTWI mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham MTWI masih melesat hingga 36,23% dan dalam sebulan terakhir, saham MTWI juga masih melonjak hingga 41,35%.

Jika menilik kinerja laporan keuangannya per semester I-2022, MTWI masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 4,12 miliar.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa MTWI telah berhasil mengantongi izin right issue dan akan melakukan aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu I (PMHMETD I) sebanyak-banyaknya 1,39 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Nantinya, setiap pemegang 12 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 16 Desember 2022 pukul 16.15 WIB berhak atas 11 HMETD, di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru.

Namun, Malacca Trust belum menetapkan harga pelaksanaan, begitu pula dengan perkiraan dana segar yang akan dihimpun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip pada Jumat lalu, HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari,mulai 20 Desember 2022-26 Desember 2022.

"HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi," demikian yang dikutip dari keterbukaan informasi.

Sementara, tujuan pelaksanaan PMHMETD I adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.

Dalam hal ini akan dipergunakan seluruhnya untuk modal kerja dengan menambah portofolio investasi guna meningkatkan kapabilitas risiko beban sendiri (owned retention).

Untuk diketahui, emiten bersandi saham MTWI ini telah mengantongi persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 September 2022. Perseroan berencana menggunakan dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi untuk menambah modal kerja.

Secara umum pelaksanaan right issue akan memberikan dampak secara langsung terhadap struktur permodalan dan likuiditas saham perseroan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular