Top Gainers-Losers

MPRO Tercuan, MBAP Terboncos Kemarin

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 November 2022 07:20
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin (31/10/2022) kemarin, di tengah kekhawatiran pelaku pasar terkait rilis beberapa data ekonomi penting pekan ini.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,61% ke posisi 7.098,89.

IHSG dibuka di 7.056,04 dan konsisten berada di zona hijau sepanjang perdagangan kemarin. Meskipun begitu IHSG tidak mampu mempertahankan posisi saat menembus level 7.100 pada perdagangan intraday kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 14 triliun dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 302 saham menguat, 220 saham terkoreksi, dan 185 saham flat.

Investor asing kembali melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 916,74 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Saat IHSG menguat kembali, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten properti yakni PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham MPRO ditutup melejit 24,89% ke posisi harga Rp 1.405/saham.

Nilai transaksi saham MPRO pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 282,98 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan hanya sebanyak 207.900 lembar saham. Namun, asing melepasnya meski jumlahnya terbilang kecil yakni sebesar Rp 252.000.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 24 Oktober hingga kemarin, saham MPRO mencatatkan penguatan sebanyak 5 kali dan melemah sekali.

Dalam sepekan terakhir, saham MPRO meroket 136,13% dan dalam sebulan terakhir, saham MPRO terbang 88,59%.

Belum diketahui penyebab melesatnya harga saham MPRO. Adapun keterbukaan informasi perseroan terakhir yakni perihal perubahan Anggaran Dasar Perusahaan MPRO.

Namun kemarin, BEI telah memantau ketat pergerakan saham MPRO, bersama dengan saham emiten penyedia jasa keamanan, jasa kebersihan, jasa sumber daya manusia dan jasa manajemen parkir yakni saham PT Shield On Service Tbk (SOSS).

Saham MPRO dan SOSS diketahui masuk dalam radar pantauan akibat adanya peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).

"Dengan ini kami menginformasikan adanya peningkatan harga saham SOSS dan MPRO yang di luar kebiasaan yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity)," tulis surat yang ditandatangani Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A., dikutip Senin (31/10/2022) kemarin.

Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

Sementara itu jika menilik kinerja laporan keuangannya per semester I-2022, MPRO justru mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 13,2 miliar, dari sebelumnya pada periode semester I-2021 yang masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 412,5 juta.

Selain saham MPRO, terdapat pula saham emiten rumah sakit Grup Mayapada atau Rumah Sakit (RS) Mayapada yakni PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ). Saham SRAJ ditutup melonjak 24,1% ke posisi Rp 412/saham dan menduduki posisi kedua deretan top gainers kemarin.

Nilai transaksi saham SRAJ pada perdagangan kemarin mencapai Rp 34,14 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 87,56 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham SRAJ sebesar Rp 1,33 miliar di pasar reguler.

Mengacu data perdagangan, sejak perdagangan 24 Oktober hingga kemarin, saham SRAJ belum pernah mencatatkan koreksi, di mana saham SRAJ menguat sebanyak 6 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham SRAJ terbang 115,71% dan dalam sebulan terakhir, saham SRAJ meroket 157,5%.

Jika menilik kinerja laporan keuangannya per semester I-2022, SRAJ masih mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 24 miliar.

Kendati demikian, saham SRAJ telah mengalami kenaikan pasca kabarnya akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi I Sejahteraraya Anugrahjaya Tahun 2022 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 950 miliar.

Merujuk keterangan resmi SRAJ yang dimuat pada laman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang telah didaftarkan oleh PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk ke dalam penitipan kolektif KSEI untuk Penawaran Umum. Informasi Obligasi I Sejahteraraya Anugrahjaya Tahun 2022 dibagi menjadi 2 seri dan memiliki tingkat bunga yang berbeda.

Jumlah Pokok sebesar Jenis & Tingkat Bunga (Tetap) Frekuensi Pembayaran Bunga Jatuh Tempo Tenor A Rp 407,90 miliar dengan bunga 9.75 % p.a Triwulan 7 Oktober 2025 3 Tahun B Rp542,10 miliar dengan bunga 10.50 % p.a Triwulan 7 Oktober 2027 5 Tahun.

Di saat IHSG kembali menguat, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten pertambangan batu bara yakni PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) memimpin jajaran top losers pada perdagangan kemarin, Saham MBAP ditutup ambles 6,94% ke posisi harga Rp 8.050/saham.

Nilai transaksi saham MBAP pada perdagangan kemarin mencapai Rp 15,18 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,87 juta lembar saham. Asing melepas saham MBAP sebesar Rp 1,57 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 24 Oktober hingga kemarin, saham MBAP hanya mencatatkan penguatan sekali, sisanya melemah yakni sebanyak 5 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham MBAP ambles 8% dan dalam sebulan terakhir, saham MBAP ambrol 11,05%.

Belum diketahui penyebab pasti amblesnya harga saham MBAP. Tetapi dari kinerja keuangannya pada kuartal III-2022, MBAP berhasil meraih laba bersih sebesar US$ 162,36 juta, melesat 232,3% dari periode yang sama tahun lalu US$ 48,85 juta.

Dalam laporan keuangan per 30 September 2022, MBAP membukukan pendapatan dari kontrak pelanggan sebesar US$ 366,06 juta, melejit 84,6% dari US$ 198,2 juta pada kuartal III-2021.

Sedangkan, beban pokok penjualan hanya bertambah tipis jadi US$ 131,53 juta, dari sebelumnya US$ 102,09 juta per 30 September 2021.

Laba bruto MBAP pun melesat ke US$ 234,53 juta. Sementara posisi per kuartal III-2021 adalah US$ 96,11 juta.

Selain saham MBAP, terdapat pula saham emiten asuransi umum tertua yakni PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI), yang harga sahamnya ambrol 6,93% menjadi Rp 188/saham.

Nilai transaksi saham MTWI pada perdagangan kemarin mencapai Rp 729,94 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3,77 juta lembar saham. Asing juga melepas saham MTWI sebesar Rp 1,45 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak 24 Oktober hingga kemarin, saham MTWI mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham MTWI masih melesat hingga 36,23% dan dalam sebulan terakhir, saham MTWI juga masih melonjak hingga 41,35%.

Jika menilik kinerja laporan keuangannya per semester I-2022, MTWI masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 4,12 miliar.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa MTWI telah berhasil mengantongi izin right issue dan akan melakukan aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu I (PMHMETD I) sebanyak-banyaknya 1,39 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Nantinya, setiap pemegang 12 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 16 Desember 2022 pukul 16.15 WIB berhak atas 11 HMETD, di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru.

Namun, Malacca Trust belum menetapkan harga pelaksanaan, begitu pula dengan perkiraan dana segar yang akan dihimpun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip pada Jumat lalu, HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari,mulai 20 Desember 2022-26 Desember 2022.

"HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi," demikian yang dikutip dari keterbukaan informasi.

Sementara, tujuan pelaksanaan PMHMETD I adalah untuk memperkuat permodalan dalam rangka menjaga rasio kesehatan keuangan sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh regulasi yang berlaku.

Dalam hal ini akan dipergunakan seluruhnya untuk modal kerja dengan menambah portofolio investasi guna meningkatkan kapabilitas risiko beban sendiri (owned retention).

Untuk diketahui, emiten bersandi saham MTWI ini telah mengantongi persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 September 2022. Perseroan berencana menggunakan dana hasil rights issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi untuk menambah modal kerja.

Secara umum pelaksanaan right issue akan memberikan dampak secara langsung terhadap struktur permodalan dan likuiditas saham perseroan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular