Covid-19 Serang China Lagi, Harga Minyak Dunia Merosot 1%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
31 October 2022 07:30
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang melawan Covid-19 yang tidak berkesudahan di China membuat harga minyak mentah dunia ambruk 1% lebih.

Pada perdagangan Jumat (28/10/2022) harga minyak mentah Brent tercatat US$95,77 per barel, turun 1,23% dari posisi sebelumnya. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya turun 1,32% menjadi US$87,9 per barel.

Kota-kota di China kembali mengetatkan perbatasan dalam upaya menekan penularan virus Corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) pada pekan lalu dengan menutup gedung dan mengunci wilayah.

Aksi ini dilakukan setelah infeksi baru Covid-19 di China tercatat 1.506 kasus pada 27 Oktober 2022. Angka tersebut naik dari 1.264 kasus baru pada hari sebelumnya.

China sendiri memiliki prinsip Zero Covid, di mana pengetatan akan dilakukan untuk menekan angka penularan ke level 0 saat ada lonjakan kasus meskipun tidak signifikan. Hal ini membuat ekonomi China kan tumbuh melambat.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 3,2% tahun ini, turun 1,2 poin dari perkiraan April. Padahal pada 2021 ekonomi China mampu tumbuh 8,1%.

"Sulit untuk membuat alasan untuk rebound dalam pembelian minyak mentah China mengingat latar belakang ketidakpastian atas kebijakan Zero Covid," kata analis PVM Oil Stephen Brennock.

Ketika ekonomi melambat, permintaan minyak mentah yang digunakan untuk segala aktivitas seperti untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) atau sumber daya energi berpotensi susut.

China sendiri adalah konsumen utama minyak mentah dunia. Menurut data BP Statistic pada 2021 konsumsi China mencapai 15,4 juta barel per hari atau 16,4% konsumsi dunia. Sehingga permintaan dari China dapat mempengaruhi gerak minyak mentah dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras) Next Article Arab & Rusia Kompak Kurangi Produksi, Harga Minyak Melesat 2%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular