
Peringatan Bagi RI, Harga Batu Bara Ambrol 11% Dalam Sebulan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara masih dalam tren pelemahan. Pada perdagangan Rabu (26/10/2022), harga batu bara kontrak November di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 374,45 per ton. Harganya melandai 2,21% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 9 Agustus lalu. Hal ini tentunya menjadi kabar kurang sedang bagi Indonesia, sebab batu bara merupakan komoditas ekspor utama, yang membuat neraca perdagangan surplus 29 bulan beruntun.
Pelemahan harga batu bara kemarin memperpanjang tren negatif pasir hitam yang sudah melemah sejak Jumat pekan lalu. Harga batu bara sudah anjlok 5,5% dalam empat hari terakhir. Dalam sebulan harga batu bara juga jeblok 11,5%.
Terus melandainya harga batu bara, utamanya dipicu oleh membaiknya persoalan gas di Eropa. Pasokan yang meningkat serta cuaca yang menghangat membuat harga gas melandai. Batu bara sebagai sumber energi alternatif pun ikut melemah.
Seperti diketahui, Eropa sempat dilanda kekeringan pasokan gas setelah Rusia memangkas pasokan gas ke Benua Biru. Eropa kemudian meningkatkan ekspor dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) dalam sudah ambruk 7,3% sepekan dan 43% sebulan ke posisi 104,32 euro per megawatt-jam (MWH).
"Harga gas melandai karena ada oversupply," tutur analis gas Independent Commodity Intelligence Services (ICIS) Tomas Marzec-Manser, dikutip dari CNN Business.
Storage gas di Eropa kini menyentuh 94% dari kapasitas, pekan lalu. Padahal, Eropa semula menargetkan storage gas nya terisi 91% pada 1 November mendatang.
Banyaknya pengiriman gas alam cair (LNG) ke Eropa terlihat dari antrian kapal tanker pengangkut LNG di Eropa.
CNN melaporkan sebanyak 35 kapal tengah mengantri di sekitar pelabuhan barat daya Eropa serta semenanjung Iberia. Mereka masih menunggu untuk bongkar muatan.
Dibutuhkan kira-kira sebulan agar gas impor tersebut bisa disalurkan ke storage.
Massimo Di Odoardo, wakil presiden gas dan LNG di lembaga riset Wood Mackenzie mengatakan cuaca yang lebih hangat akan membantu Eropa dalam menekan penggunaan energi selama musim dingin musim ini.
"Suhu udara di Italia, Spanyol, dan Prancis akan hangat. Pasokan gas juga sudah menyamai level Agustus. Kita lihat konsumsi gas di Inggris, Jerman, atau di negara-negara Nordik juga menurun," ujarnya.
Selain melandainya harga gas, pelemahan harga batu bara juga disebabkan oleh masih "ademnya" pasar China. Impor batu bara China memang melonjak 12,3% (year on year) menjadi 390 juta pada September. Namun, secara keseluruhan Beijing hanya mengimpor batu bara sebanyak 201 juta ton pada Januari-September, turun 12,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Masih rendahnya impor disebabkan perlambatan ekonomi serta meningkatnya produksi batu bara mereka. Produksi batu bara China sepanjang Januari-September 2022 mencapai 3,32 miliar atau naik 11,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berita Buruk di Awal Tahun, Harga Batu Bara Anjlok 7%