IHSG Cuma Naik Tipis di Sesi I, Waspada Penurunan di Sesi II

trp, CNBC Indonesia
26 October 2022 13:35
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak volatile pada perdagangan Rabu (26/10/2022).

IHSG ditutup melemah tipis 0,08% di 7.042,99 pada sesi I perdagangan. IHSG dibuka di 7.048,42 dan pada perdagangan intraday menyentuh posisi terendah di 7.017,94 sementara posisi tertinggi di 7.081,88.

Meskipun mengalami pelemahan tipis, mayoritas saham masih menguat. Statistik perdagangan mencatat ada 287 saham yang naik, 231 saham melemah dan 159 saham stagnan.

IHSG justru melemah tipis ketika mayoritas indeks saham Asia bergerak di zona hijau. Indeks Straits Times naik 0,72% dan memimpin penguatan di kawasan Asia.

Apresiasi indeks saham Wall Street yang tajam ternyata belum mampu mendorong IHSG ke level psikologis 7.100.

Untuk diketahui, indeks Dow Jones menguat 1,07%; S&P 500 naik 1,63% dan Nasdaq Composite melesat 2,25% semalam.

Setelah melemah tipis di sesi I, simak ulasan teknikal di bawah ini untuk melihat arah pergerakan IHSG di sesi II nanti.

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB sesi I, indeks bergerak turun menembus batas bawah BB terdekat di 7.051.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI turun ke 56,69.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak tembus EMA 26 dari atas. Histogram bergerak ke area negatif.

Melihat berbagai indikator teknikal yang ada, IHSG masih berpotensi mengalami penurunan. Waspadai IHSG menguji support terdekat di 7.018.


(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular