Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah tipis 0,08% ke 7.042,99 pada penutupan perdagangan sesi I. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 6,88 triliun dengan melibatkan lebih dari 13 miliar saham yang berpindah tangan 778 kali.
Sementara, mayoritas saham siang ini terpantau mengalami kenaikan. Statistik perdagangan mencatat ada 287 saham yang menguat dan 231 saham yang mengalami penurunan, serta sisanya sebanyak 159 saham stagnan.
Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers
Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini, Rabu (26/10/2022).
1. PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM), naik +18,48%, ke Rp 109/unit
2. PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA), naik +12,35%, ke Rp 364/unit
3. PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM), naik +9,91%, ke Rp 122/unit
4. PT Pan Brothers Tbk (PBRX), naik +9,59%, ke Rp 80/unit
5. PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), naik +6,84%, ke Rp 1.640/unit
Saham Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) berhasil memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,18 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 76,37 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham CHEM bergerak di rentang Rp 92-114/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham CHEM mencapai Rp 185,3 miliar.
Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 17 Oktober hingga Selasa (25/10/2022), saham CHEM tercatat 4 kali menghijau, dan 3 kali merah. Dengan ini saham CHEM masih mampu mencatatkan kenaikan mencapai 17,2% sepekan dan naik 5,83% sebulan terakhir.
Belum diketahui secara signifikan terkait kenaikan saham CHEM. Namun, jika melihat kinerja keuangannya, CHEM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 5,84 miliar pada semester I-2022.
Untuk diketahui, Emiten kimia tekstil CHEM resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juli lalu. Perusahaan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham atau sebanyak-banyaknya 29,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO.
CHEM pada tahun 2021 mampu menorehkan pendapatan usaha sebesar Rp 89,62 miliar atau meningkat 13% bila dibandingkan dengan penjualan di tahun 2020 sebesar Rp 79,33 miliar.
Namun, ada beberapa risiko investasi yang mencakup harga bahan baku yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah, perubahan kebijakan perdagangan antarnegara, serta pengaruh geopolitik perang Rusia-Ukraina.
CHEM mengaku akan menyikapi serius ancaman eksternal terkait ancaman inflasi dan nilai tukar. Sebab, hal itu juga dapat mempengaruhi kinerja bisnis perusahaan.
Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini, Rabu (26/10/2022).
1. PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE), turun -6,78%, ke 220/unit
2. PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO), turun -6,45%, ke Rp 232/unit
3. PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL), turun -6,1%, ke Rp 154/unit
4. PT Bank Jago Tbk (ARTO), turun -5%, ke Rp 5.225/unit
5. PT Paninvest Tbk (PNIN), turun -4,65%, ke Rp 2.050/unit
Saham PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) menjadi emiten yang bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 25,06 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 108,66 juta unit saham.
Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham IPPE bergerak di rentang Rp 220-246/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham IPPE mencapai Rp 1,01 triliun.
Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 17 Oktober hingga Selasa (25/10/2022), saham IPPE tercatat 6 kali menghijau dan 1 kali berada di zona merah. Dengan ini saham IPPE sudah mengalami kenaikan mencapai 24,29% sepekan dan melesat 34,97% sebulan terakhir.
Belum diketahui terkait penurunan saham IIPE, namun ini terjadi setelah sehari sebelumnya sempat memimpin jajaran top gainers pasca adanya transisi perubahan kepemilikan saham lebih dari 5% atau pengendali dari beberapa pemegang saham utama emiten produsen minyak kelapa yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 9 Desember 2021.
Merujuk pada data perubahan kepemilikan saham baik itu transaksi jual ataupun beli yang dilakukan oleh investor IPPE, tersematkan bahwa 2 pengendali perseroan yaitu PT Sapihanean Pangan Lestari (SPL) dan Asep Sulaeman yang dikenal sebagai sultan Subang, paling dominan dalam melakukan transaksi saham IPPE belakangan ini.
Asep Sulaeman Sabanda menjabat sebagai direktur utama PT Sumber Energi Alam Mineral (SEAM Group). Adapun SEAM Group bergerak pada empat sektor utama, meliputi infrastruktur, peternakan unggas, properti, dan energi terpadu.
Terbaru, PT Sapihanean Pangan Lestari (SPL) mengurangi kepemilikan saham Indo Pureco Pratama (IPPE). Itu ditunjukkan SPL dengan melepas 285 juta lembar pada harga Rp160-167 per saham. Transaksi divestasi tersebut dilakukan secara bertahap.
Tepatnya, penjualan periode 11 dan 19 Oktober 2022. Dengan skema penjualan pada kisaran harga tersebut, SPL mengeruk dana sejumlah Rp47,17 miliar.
Pada 11 Oktober 2022, SPL menjual 225 juta lembar pada harga pelaksanaan Rp167 per saham senilai Rp37,57 miliar. Lalu, transaksi di lanjut pada 19 Oktober 2022, dengan melepas 60 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp160 per helai senilai Rp9,6 miliar.
Jika melihat kinerja laporan keuangannya, IPPE berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,52 miliar Melonjak 109% daripada periode sama tahun lalu Rp 1,2 miliar.
Manajemen IPPE menargetkan penjualan Indo Pureco minimal sebesar Rp 60 miliar sepanjang tahun ini. Sedangkan hingga semester I lalu Penjualan terkumpul Rp 25,6 miliar atau naik 90% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 13 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA