Top Gainers-Losers Sesi I

Deretan Saham Ini Sukses Cuan Gede, Tapi Ada Juga yang Boncos

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
25 October 2022 12:32
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah dengan koreksi 0,1% ke 7.045,89 pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (25/10/2022). Penutupan ini sekaligus mengakhiri penguatan selama 6 hari beruntun. Sentimen masih terkait ekonomi global yang saat ini tengah dicermati pelaku pasar.

Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 7,94 triliun dengan melibatkan lebih dari 15 miliar saham yang berpindah tangan 827 kali.

Mayoritas saham siang ini terpantau mengalami penurunan. Statistik perdagangan mencatat ada 284 saham yang melemah dan 225 saham yang mengalami kenaikan, serta sisanya sebanyak 175 saham stagnan.

Di tengah kembali turunnya IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers

Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini, Selasa (25/10/2022).

1. PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE), naik +22,16%, ke Rp 226/unit

2. PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), naik +22,12%, ke Rp 138/unit

3. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ), naik +10,99%, ke Rp 212/unit

4. PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), naik +9,65%, ke Rp 250/unit

5. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), naik +8,66%, ke Rp 138/unit

Saham emiten pengolahan kelapa dan produk turunannya, PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 35,52 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 170,05 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham IPPE bergerak di rentang Rp 186-226/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham IPPE mencapai Rp 1,04 triliun.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 17 Oktober hingga Senin (24/10/2022), saham IPPE tercatat 5 kali menghijau dan 1 kali berada di zona merah. Dengan ini saham IPPE sudah mengalami kenaikan mencapai 33,73% sepekan dan melesat 37,8% sebulan terakhir.

Penguatan IPPE terjadi pasca adanya transisi perubahan kepemilikan saham lebih dari 5% atau pengendari dari beberapa pemegang saham utama emiten produsen minyak kelapa yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 9 Desember 2021.

Merujuk pada data perubahan kepemilikan saham baik itu transaksi jual ataupun beli yang dilakukan oleh investor IPPE, tersematkan bahwa 2 pengendali perseroan yaitu PT Sapihanean Pangan Lestari (SPL) dan Asep Sulaeman yang dikenal sebagai sultan Subang, paling dominan dalam melakukan transaksi saham IPPE belakangan ini.

Asep Sulaeman Sabanda menjabat sebagai direktur utama PT Sumber Energi Alam Mineral (SEAM Group). Adapun SEAM Group bergerak pada empat sektor utama, meliputi infrastruktur, peternakan unggas, properti, dan energi terpadu.

Terbaru, PT Sapihanean Pangan Lestari (SPL) mengurangi kepemilikan saham Indo Pureco Pratama (IPPE). Itu ditunjukkan SPL dengan melepas 285 juta lembar pada harga Rp160-167 per saham. Transaksi divestasi tersebut dilakukan secara bertahap.

Tepatnya, penjualan periode 11 dan 19 Oktober 2022. Dengan skema penjualan pada kisaran harga tersebut, SPL mengeruk dana sejumlah Rp47,17 miliar.

Pada 11 Oktober 2022, SPL menjual 225 juta lembar pada harga pelaksanaan Rp167 per saham senilai Rp37,57 miliar. Lalu, transaksi di lanjut pada 19 Oktober 2022, dengan melepas 60 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp160 per helai senilai Rp9,6 miliar.

Jika melihat kinerja laporan keuangannya, IPPE berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,52 miliar Melonjak 109% daripada periode sama tahun lalu Rp 1,2 miliar.

Manajemen IPPE menargetkan penjualan Indo Pureco minimal sebesar Rp 60 miliar sepanjang tahun ini. Sedangkan hingga semester I lalu Penjualan terkumpul Rp 25,6 miliar atau naik 90% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 13 miliar.

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini, Selasa (25/10/2022).

1. PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), turun -6,92%, ke Rp 242/unit

2. PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE), turun -6,63%, ke Rp 366/unit

3. PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO), turun -5,26%, ke Rp 252/unit

4. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), turun -4,69%, ke Rp 61/unit

5. PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN), turun -3,64%, ke Rp 212/unit

Saham Black Diamond Resources Tbk (COAL) menjadi emiten yang bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 15,08 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 61,88 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham COAL bergerak di rentang Rp 242-260/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham COAL mencapai Rp 1,51 triliun.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 17 Oktober hingga Senin (24/10/2022), saham COAL tercatat hanya sekali menghijau dengan 5 kali merah. Dengan ini saham COAL sudah turun 15,38% sepekan dan ambles 50,81% sebulan terakhir.

Saham COAL terus saja mengalami penurunan dan belum menunjukan tanda-tanda bangkit. Ini dipicu oleh sentimen negatif dari harga batu bara.

Harga batu bara belum juga membaik. Mengawali pekan ini, harga pasir hitam anjlok 1,7% meskipun ada kabar positif dari China. Anjloknya harga gas alam di Eropa turut menyeret harga batu bara.

Pada perdagangan Senin (24/10/2022), harga batu bara kontrak November di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 383,5 per ton. Harganya anjlok 1,65% dibandingkan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (21/10/2022).

Pelemahan harga batu bara kemarin memperpanjang tren negatif pasir hitam yang sudah melemah sejak Jumat pekan lalu. Dalam sepekan, harga batu bara sudah ambles 2,3% secara point to point. Harga batu bara juga masih jeblok 6,5% sebulan tetapi dalam setahun melesat 96,4%.

Untuk diketahui, berdasarkan keterangan BEI, pencatatan saham COAL dilakukan di Papan Pengembangan BEI. COAL menjadi perusahaan tercatat ke-44 yang tercatat di BEI pada tahun 2022. COAL bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan sub industri Coal Production.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum) Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular