Breaking News

IHSG Melesat 1%, Kembali Pepet 7.100

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 24/10/2022 10:31 WIB
Foto: detik.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat pada perdagangan hari ini. IHSG berhasil terbang 1% ke 7.087,34 setelah dibuka konsisten berada di jalur hijau pagi ini. IHSG terus mendekati level psikologis 7.100 yang sempat ditinggalkan IHSG di akhir bulan lalu.

Sentimen global datang dari bursa saham AS (Wall Street) mampu mencatat kinerja mingguan terbaik sejak Juni. Pada Jumat (21/10/2022) pekan lalu, ketika indeks utama bahkan melesat lebih dari 2%.

Indeks Dow Jones memimpin penguatan sebesar 2,5% le 31.082,56, disusul S&P 500 sebesar 3,4% ke 3.752,75, dan Nasdaq 2,3% ke 10.859,72.


Jika dilihat sepekan, Nasdaq yang memimpin sebesar 5,2%, disusul S&P 500 sebesar 4,9% dan Nasdaq 4,7%.

"Saya pikir sepekan sebelumnya pasar oversold secara teknikal. Dan kita sudah melihat berkali-kali di masa lalu, ketika sesuatu cukup negatif, maka akan munculrebound," kata Randy Frederick, direktur pelaksana trading dan derivatif di Schwab Center for Finansial Research, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (21/10/2022).

Menurut Frederick rebound tersebut tidak akan bertahan lama. Kalaupun berlanjut di pekan ini, diperkirakan hanya satu atau dua hari saja.

Kenaikan tersebut juga dipicu dengan kemungkinan pelambatan laju kenaikan suku bunga bank sental AS (The Fed).

Wall Street yang melesat pada perdagangan Jumat pekan lalu tentunya membuka peluang penguatan IHSG pada Senin (24/10/2022).

Apalagi penguatan tersebut terjadi setelah Wall Street Journal (WSJ) melaporkan beberapa pejabat The Fed mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan segera.

Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa The Fed harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam "penurunan paksa" dengan pengetatan yang berlebihan. Ia menambahkan bahwa The Fed mendekati titik di mana laju kenaikan suku bunga harus diperlambat.

Indeks dolar AS merosot 0,77% ke 112,012 pada perdagangan Jumat, yang tentunya membuka peluang penguatan rupiah, begitu juga dengan SBN.

Sudah jamak diketahui dolar AS perkasa akibat The Fed yang sangat agresif menaikkan suku bunga. Sepanjang tahun ini kenaikannya sebesar 300 basis poin, menjadi 3% - 3,25% dan masih akan terus berlanjut.


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat