Awal Pekan Ceria! IHSG Dibuka Menguat Dekati 7.100

Market - Putra, CNBC Indonesia
24 October 2022 09:14
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat mengawali perdagangan pekan ini, Senin (24/10/2022), mendekati lagi level 7.100.

IHSG terpantau naik 0,27% ke 7.036,51 pada pembukaan perdagangan. Selang 5 menit, IHSG tercatat lanjut melesat 0,6% ke 7.060,25.

Pekan lalu IHSG mencatatkan apresiasi nyaris 3% meski asing net sell Rp 600 miliar.

Bursa saham AS (Wall Street) mampu mencatat kinerja mingguan terbaik sejak Juni. Pada Jumat (21/10/2022) pekan lalu, ketika indeks utama bahkan melesat lebih dari 2%.

Indeks Dow Jones memimpin penguatan sebesar 2,5% le 31.082,56, disusul S&P 500 sebesar 3,4% ke 3.752,75, dan Nasdaq 2,3% ke 10.859,72.

Jika dilihat sepekan, Nasdaq yang memimpin sebesar 5,2%, disusul S&P 500 sebesar 4,9% dan Nasdaq 4,7%.

"Saya pikir sepekan sebelumnya pasar oversold secara teknikal. Dan kita sudah melihat berkali-kali di masa lalu, ketika sesuatu cukup negatif, maka akan munculrebound," kata Randy Frederick, direktur pelaksana trading dan derivatif di Schwab Center for Finansial Research, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (21/10/2022).

Menurut Frederick rebound tersebut tidak akan bertahan lama. Kalaupun berlanjut di pekan ini, diperkirakan hanya satu atau dua hari saja.

Kenaikan tersebut juga dipicu dengan kemungkinan pelambatan laju kenaikan suku bunga bank sental AS (The Fed).

Wall Street yang melesat pada perdagangan Jumat pekan lalu tentunya membuka peluang penguatan IHSG pada Senin (24/10/2022).

Apalagi penguatan tersebut terjadi setelah Wall Street Journal (WSJ) melaporkan beberapa pejabat The Fed mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan segera.

Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa The Fed harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam "penurunan paksa" dengan pengetatan yang berlebihan. Ia menambahkan bahwa The Fed mendekati titik di mana laju kenaikan suku bunga harus diperlambat.

Indeks dolar AS merosot 0,77% ke 112,012 pada perdagangan Jumat, yang tentunya membuka peluang penguatan rupiah, begitu juga dengan SBN.

Sudah jamak diketahui dolar AS perkasa akibat The Fed yang sangat agresif menaikkan suku bunga. Sepanjang tahun ini kenaikannya sebesar 300 basis poin, menjadi 3% - 3,25% dan masih akan terus berlanjut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah


(trp/trp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading