CNBC Indonesia Research

Rupiah Masih Terbaik di Asia, Tapi Tetap Siaga Satu!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 October 2022 16:20
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Mengumumkan Hasil RDG Bulanan Bulan Oktober 2022 dengan Cakupan Triwulanan. (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Kenaikan harga artinya inflasi. Dengan inflasi yang semakin tinggi, maka Bank Indonesia (BI) bertindak dengan mengerek suku bunga. Kemarin Gubernur BI, Perry Warjiyo dan kolega kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,75%.

Untuk kali pertama dalam sejarah, BI menaikkan suku bunga 50 basis poin dalma 2 bulan beruntun. Total BI sudah 3 kali menaikkan suku bunga sebesar 125 basis poin.

Jika inflasi masih terus menanjak, akibat nilai tukar yang terus melemah, maka BI kemungkinan akan masih melanjutkan periode kenaikan suku bunga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun terancam mengalami pelambatan.

Sebab, suku bunga kredit perbankan akan mengalami kenaikan juga, dan ini bisa menghambat ekspansi dunia usaha hingga konsumsi rumah tangga.

Tanda-tandanya sudah terlihat. Pertumbuhan kredit mulai mengalami pelambatan di kuartal III-2022. Hal ini dibuktikan dari Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia, di mana nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru pada kuartal lalu sebesar 88,1%, turun dari 96,9% di kuartal II-2022.

idrFoto: BI
idr

Berdasarkan survei tersebut, pelambatan pertumbuhan terjadi di semua jenis kredit, modal kerja, investasi dan konsumsi.

Jika rupiah terus melemah, inflasi kembali menanjak, BI tentunya akan kembali menaikkan suku bunga. Pertumbuhan kredit berisiko makin melambat yang akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular