Liar Sekali! Harga Minyak Mentah Melesat 3% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia kembali memanas karena kekhawatiran kurangnya pasokan akibat produksi OPEC+ yang dipotong.
Pada Rabu (19/10/2022) harga minyak Brent tercatat US$92,41 per barel, naik 2,6%. Sementara jenis light sweet West Texas Intermediate (WTI) tercatat US$85,55 per barel. Naik 3,3%. Pergerakan minyak mentah sangat liar di pekan ini, pada Selasa lalu WTI merosot 3%.
Lonjakan harga minyak di tengah tekanan pelepasan cadangan minyak energi Amerika Serikat yang dapat membanjiri pasokan sementara.
"Secara realistis rilis SPR adalah bearish jangka pendek, bullish jangka panjang karena pada akhirnya Anda harus membelinya kembali," kata Gary Cunningham, direktur riset pasar di Tradition Energy. "Secara keseluruhan pasar terus berayun liar dan berputar-putar karena berita yang tidak menentu."
Presiden AS Joe Biden mengungkapkan rencananya untuk membeli kembali minyak untuk cadangan jika harga cukup turun. Pelepasan cadangan yang dilakukan saat ini akan menjadi penjualan terakhir dari rencana penjualan 180 juta barel minyak yang diumumkan tak lama setelah Rusia menyerang Ukraina pada Februari.
Harga minyak telah menguat sejak OPEC+ setuju untuk mengurangi target produksinya sekitar 2 juta barel per hari, meskipun itu diperkirakan secara aktual hanya mencakup sekitar 1 juta barel per hari.
"Mereka menginginkan Brent sekitar $90, jadi mereka akan mendapatkannya dan akan terus memangkas produksi untuk mempertahankan angka itu," kata Cunningham.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun secara tak terduga minggu lalu, yakni turun 1,7 juta barel. Sebelumnya ekspektasi pasar persediaan naik 1,4 juta barel. Kemudian level cadangan minyak strategis turun 3,6 juta barel menjadi lebih dari 405 juta, terendah sejak Mei 1984.
Secara fundamental pasar minyak dunia akan dipengaruhi oleh pemotongan produksi oleh OPEC+ yang akan memotong produksinya hingga 2 juta per barel. Terlebih lagi betahun-tahun lalu pasar minyak telah kekurangan investasi yang membuat produksi susah bangkit.
Sehingga masih ada potensi harga minyak dunia bergerak terus mendekati US$100 per barel. Terlebih lagi bertahun-
TIM RISET CNBC INDONESIA
Bukan Kabar Baik, Harga Minyak Dunia Melesat 5% Lebih
(ras/ras)