Breaking News: Harga Minyak Mentah Anjlok 3%!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
02 February 2023 07:15
FILE PHOTO: Oil pours out of a spout from Edwin Drake's original 1859 well that launched the modern petroleum industry at the Drake Well Museum and Park in Titusville, Pennsylvania U.S., October 5, 2017. REUTERS/Brendan McDermid/File Photo
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia merosot lebih dari 3% pada perdagangan kemarin setelah data pemerintah Amerika Serikat menunjukkan persediaan minyak mentah , bensin dan sulingan meningkat signifikan.

Pada perdagangan Rabu (1/2/2023) harga minyak mentah Brent tercatat US$82,83 per barel, anjlok 3,1% dibandingkan posisi kemarin. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) juga merosot 3,1% menjadi US$76,41 per barel.

Persediaan minyak mentah dan bensin AS meningkat pada pekan lalu ke level tertinggi sejak Juni 2021, menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA)

Persediaan minyak mentah naik 4,1 juta barel menjadi total 452,7 juta barel. Kenaikan ini di atas ekspektasi sebesar 0,4 juta barel saja.

"Pasar bereaksi terhadap laporan yang menunjukkan tidak ada permintaan minyak mentah atau bahan bakar," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.

Sementara itu bank sentral AS, The Federal Reserve/The Fed, menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, yang mana ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun demikian, The Fed mengatakan bahwa ke depan ada peningkatan suku bunga berkelanjutan untuk terus melawan inflasi yang masih di atas target.

"Inflasi agak mereda tetapi tetap tinggi," kata The Fed, Kamis (2/2/2023).

Di sisi lain produksi minyak OPEC jatuh pada Januari karena ekspor Irak turun dan produksi Nigeria tidak pulih. Sepuluh anggota OPEC memompa 920.000 barel per hari (bpd) di bawah volume yang ditargetkan OPEC+, berdasarkan sebuah survei oleh Reuters.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras) Next Article China Bikin Kejutan, Harga Minyak Nanjak Hampir 2%!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular