CNBC Indonesia Research
Sebentar Lagi Prancis Krisis Nih, Utangnya Terbesar Se-Eropa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan suku bunga selalu membawa masalah baru bagi banyak pihak, mulai dari perseorangan, perusahaan hingga negara. Tren kenaikan suku bunga tidak bisa dihindari sekarang ini mengingat inflasi membandel dimana-mana. Dipicu oleh distrupsi pasokan barang oleh pandemi Covid-19, dan diperburuk dengan lonjakan harga energi akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Dari semua negara di dunia, khususnya di Eropa, Prancis sedang ada di ujung tanduk. Ancang-ancang kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Eropa, (European Central Bank, ECB) yang sudah dimulai sejak Juli lalu membawa negeri ini pada tebing jurang krisis utang terdalam, yang boleh jadi belum pernah mereka alami sebelumnya.
Negeri ini memang gemar berhutang, mungkin terinspirasi dari lagu Bang Rhoma, gali lubang tutup lubang. Selama lebih dua dekade, mereka tak ragu terus menumpuk utang, dari rasio utang publik dan swasta sebesar 189% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada awal 2000, melonjak jadi 348% pada 2021, menurut data Bank for International Settlements (BIS).
Sementara, data terbaru CEIC, jumlah rasio utang swasta saja mencapai 118% dari PDB pada Juni lalu. Artinya apa? Jumlah utang mereka melampaui nilai barang dan jasa yang mampu mereka hasilkan. Disinilah, lagi, Bang Rhoma benar, mereka hidup dari hutang ke hutang lainnya.
Saat ini jumlah utang Prancis jauh di atas anggota Zona Eropa lainnya, termasuk Portugal, Irlandia, Italia, Yunani dan Spanyol, dan semua negara yang pernah mengalami masalah utang pada krisis global seperti pada 2008.
Semua suka berhutang di Prancis, mulai dari pemerintah hingga warganya. Dihitung dari era millennium hingga sekarang, utang publik telah melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi 113 %, demikian utang orang rumahan jumlah utangnya juga dobel dari 34% menjadi 67%, sementara utang perusahaan tumbuh dari 94% menjadi 167%.
Kiamat Utang Telah Datang
Semua mata sekarang tertuju pada tindak tanduk bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang tengah berjibaku menghalau inflasi tinggi. Data FedWatch, sebanyak 96,9% para pelaku pasar yakin Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) dan membawa tingkat suku bunga Fed ke kisaran 3,75%-4%.
Di Eropa juga demikian. Pernyataan terakhir mereka setelah menaikkan suku bunga pada September lalu menjadi 1,25% adalah akan adanya kenaikan lanjutan karena inflasi masih terlalu tinggi dan diperkirakan di atas target mereka dalam beberapa waktu. Tahun ini, mereka memproyeksikan inflasi ada di angka 8,1%, tertinggi dalam puluhan tahun terakhir.
Kenaikan suku bunga akan membuat orang-utang orang Prancis semakin berat dalam berutang lagi untuk menutup yang jatuh tempo, karena suku bunga yang naik membuat biaya pinjaman juga naik. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi pula bank sentralnya akan menaikkan suku bunga acuan.
Tekanan besar atas biaya utang ini tampak pada tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Prancis tenor 10 tahun yang melonjak hampir 300 basis poin dari nyaris 0% pada awal tahun menjadi 2,954% pada tengah bulan ini. Kenaikan tercepat yang belum pernah ada sebelumnya.
Pemicu kiamat pasar surat utang Prancis tak hanya ini. Adalah berita quantitative tightening atau QT yang akan dilakukan ECB dalam waktu yang tidak lama lagi. Yakni, membanjiri pasokan obligasi di pasar, dengan menjual cadangan kepemilikan obligasinya hasil quantitative easing sejak krisis global 2008
ECB akan membahas masalah ini pada akhir bulan Oktober ini dan berencana membanjiri pasar bond dengan supply baru mulai Maret tahun depan. Bila ini benar, tekanan terhadap kenaikan yield obligasi di Prancis akan semakin besar, mengingat cadangan bond ECB sudah cukup akbar.
Beban obligasi ECB cukup berat, hasil pembelian bertahun-tahun yang harus segera di keluarkan untuk menyehatkan neracanya. Nilai pembeliannya telah membebani neraca ECB dari hanya US$860 miliar pada awal 2007 menjadi US$4,2 triliun sekarang. Ini setara lebih dari Rp640 ribu triliun pada kurs rupiah sekarang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Negara dengan Utang Besar Bakal Paling Menderita Saat Ini
(mum/mum)