Data Ini Jadi Kabar Baik Bagi RI di Tengah Ancaman Resesi

Redaksi, CNBC Indonesia
17 October 2022 20:47
FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Surplus neraca perdagangan pada September 2022 menjadi kabar baik bagi perekonomian Indonesia di tengah ancaman resesi dunia disertai sederet krisis di bidang pangan, energi dan keuangan menghantui berbagai negara.

"Bank Indonesia memandang bahwa surplus neraca perdagangan tersebut telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," ungkap Junanto Herdiawan, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia dalam siaran pers, Senin (17/10/2022).

Diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis, neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 yang kembali mencatat surplus, yakni 4,99 miliar dolar AS. Dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 5,71 miliar dolar AS, capaian ini memang lebih rendah.

Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 39,87 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 25,10 miliar dolar AS.

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional," paparnya.

Surplus neraca perdagangan September 2022 bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah defisit neraca perdagangan migas yang sedikit meningkat. Pada September 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat 7,09 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 7,73 miliar dolar AS.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor nonmigas sebesar 23,48 miliar dolar AS pada September 2022, lebih rendah dibandingkan dengan 26,18 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.

Junanto menuturkan, tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti bahan bakar mineral termasuk batubara, serta CPO yang didukung oleh penguatan kebijakan Pemerintah, termasuk perpanjangan pembebasan pungutan ekspor CPO dan harga komoditas global yang masih tinggi.

Ekspor produk manufaktur, seperti kendaraan dan bagiannya tercatat meningkat. Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih tetap kuat dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia. Adapun impor nonmigas tetap kuat pada seluruh komponen sejalan dengan masih terus berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari 2,01 miliar dolar AS pada Agustus 2022 menjadi 2,1 miliar dolar AS pada September 2022, seiring dengan penurunan ekspor migas yang lebih tinggi dari impor migas.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suram! Begini Kondisi 'Kekacauan' Dunia Sekarang Versi BI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular