Saham ARTO Jeblok, Harta Konglomerat Ini Ambles Rp 59 Triliun
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menjadi primadona seiring kemunculan bank digital, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) berangsur longsor dan membuat pemiliknya kehilangan sejumlah harta kekayaan.
Jerry Ng, yang merupakan empunya Bank Jago tercatat telah mengalami penurunan harta Rp 59 triliun seiring merosotnya saham tersebut. Seperti diketahui, saham Bank Jago sempat mencapai posisi tertinggi di Rp 19.000 per lembar pada 21 Januari 2022.
Sementara pada perdagangan sesi I, Senin (17/10/2020) saham Bank Jago merosot 6,87% ke posisi Rp 4.680 per lembar. Sedangkan dalam sepekan terakhir, penurunannya telah menembus angka 28%.
Jika ditarik lebih jauh lagi, dalam sebulan belakangan saham bank digital ini telah terjerembab 37,38%. Lalu secara tahunan saham Bank Jago telah ambruk 70,75%.
Jerry Ng menjadi pemegang saham pengendali Bank Jago, dengan 4,12 miliar saham atau setara dengan 29,8% melalui PT Metamorfosis. Penurunan ini juga diikuti oleh pemegang saham lainnya.
PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay), lini usaha PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) selaku pemegang sebanyak 2,96 miliar saham ARTO atau setara 21,4% juga mengalami kemerosotan serupa.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham Bank Jago mencapai level terendah baru dalam 20 bulan terakhir. Penurunan harga tersebut menjadikan saham Bank Jago sebagai saham bank digital dengan kemerosotan harga paling parah sepanjang tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
ARTO & GoTo Financial Dorong UMKM Pintar Kelola Keuangan
(ayh/ayh)
