
Kalau Nasibnya Kayak Gini, Sia-sia Nggak ya ARTO Masuk LQ45?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan harga saham bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO) terus mengalami penurunan.
Sepanjang tahun 2022, saham ARTO telah ambrol 63,75%. Harga saham ARTO ditutup melemah 4,53% dan hampir terkena Auto Reject Bawah (ARB) kemarin, Rabu (12/10/2022).
Pelemahan tersebut membawa harga saham bank digital yang terintegrasi ke ekosistem GoTo tersebut berada di posisi terendahnya dalam satu tahun terakhir di Rp 5.800/unit.
Sebenarnya harga saham ARTO sempat tembus level All Time High (ATH) penutupan di Rp 19.000/unit pada 21 Januari 2022.
Jika dihitung dari posisi tersebut, maka nilai kapitalisasi pasar ARTO telah tergerus 69,5%. Saham ARTO pun hengkang dari jajaran saham dengan market cap Rp 100 triliun.
Saham bank digital milik Jerry Ng pun harus rela kini market capnya jatuh dan mencapai Rp 80,37 triliun sampai dengan perdagangan kemarin.
Tidak hanya dari market cap saja yang tergerus. Namun juga nilai transaksinya terus mengalami penurunan.
Bulan | Rerata transaksi harian (Rp) |
Jan | 826,075,457,143 |
Feb | 905,562,327,778 |
Mar | 349,234,450,000 |
Apr | 199,469,748,421 |
May | 277,521,704,000 |
Jun | 189,913,957,143 |
Jul | 191,674,199,048 |
Aug | 113,681,506,364 |
Sep | 79,931,400,000 |
Oct | 60,463,301,250 |
Saham ARTO paling ramai ditransaksikan di bulan Februari 2022 dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp 905,6 miliar.
Di kuartal I, rata-rata transaksi saham ARTO mencapai Rp 693,6 miliar. Transaksi menurun drastis di kuartal II menjadi Rp 222,3 miliar per hari.
Kemudian di kuartal III, transaksi harian lanjut menurun dengan rata-rata Rp 128,4 miliar. Padahal di kuartal III, saham ARTO baru saja masuk menjadi konstituen indeks LQ45.
ARTO resmi menjadi penghuni LQ45 pada awal Agustus 2022 hingga nanti Januari 2023. Namun justru transaksi harian saham ARTO turun dari Rp 191,7 miliar pada Juli 2022 menjadi Rp 113,7 miliar di bulan Agustus.
Di bulan September lalu lebih miris lagi, rata-rata nilai transaksi saham ARTO semakin ambles dan hanya menjadi Rp 79,9 miliar per hari.
Belum genap satu bulan berjalan, transaksi saham ARTO di bulan Oktober juga lanjut menurun menjadi Rp 60,5 miliar.
Nasib saham ARTO di tahun 2022 memang tidak mujur. Ketika tahun lalu masih menjadi primadona, kini ARTO seolah tak lagi dilirik.zw
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?