Sedih! Bursa Asia Menguat, IHSG Malah Ambrol 1%
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin tenggelam di zona koreksi di minggu ini. IHSG drop 0,96% dan ditutup di 6.814,53 pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (14/10/2022). IHSG dibanting dan semakin menjauhi level psikologis 6.900.
Di sesi II, IHSG dibanting dan semakin mendekati level psikologis 6.800. Mayoritas saham melemah hari ini.
Statistik perdagangan mencatat ada 353 saham yang terkoreksi, 179 saham menguat dan 155 saham stagnan.
IHSG justru anjlok signifikan ketika mayoritas indeks saham Asia menguat lebih dari 1% dan indeks saham Wall Street rebound tajam.
Keajaiban dari Wall Street semalam seolah tak bisa membuat IHSG berseri hari ini. Padahal indeks saham Wall Street ditutup menguat lebih dari 2% semalam.
Laju inflasi memang lebih rendah dibandingkan pada Agustus yang tercatat 8,3% (yoy) tetapi masih di atas ekspektasi pasar yakni 8,1% (yoy).Secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi tercatat 0,4% pada September atau meningkat dibandingkan pada Agustus yang tercatat 0,1%. Inflasi inti menyentuh 6,6 % (yoy) pada September, level tertingginya sejak 1982 atau 40 tahun terakhir.
Data inflasi membuat pelaku pasar menghapus harapan mereka jika The Fed akan melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat. Namun, pelaku pasar juga mulai meyakini jika inflasi AS sudah mencapai puncaknya dan akan terus melandai ke depan.
Dari dalam negeri, kabar baik datang dari penjualan mobil domestik. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan mobil nasional September 2022 mencapai 99.986 unit. Jumlah tersebut melonjak 19% dibandingkan periode September 2021 yang tercatat sebanyak 84.113 unit.
Penjualan bulan September ini juga merupakan rekor baru sejak awal tahun 2022, bahkan sejak awal tahun 2021.
Secara total, penjualan mobil nasional sepanjang Januari-September 2022 adalah sebanyak 758.216 unit. Jumlah tersebut turun 14,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 887.202 unit.
Lonjakan penjualan mobil pada September menjadi sinyal positif bagi perekonomian Indonesia.Penjualan mobil dan semen adalah indikator pergerakan konsumsi masyarakat Indonesia. Dengan kontribusi sebesar 56% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) maka pergerakan konsumsi masyarakat akan sangat menentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar mengatakan perekonomian Indonesia secara kesehatan maupun sosial sudah pulih sepenuhnya ke masa sebelum Pandemi Covid-19 dua tahun lalu.
Kendati ekonomi Indonesia masih solid, tetapi ancaman global membuat aset-aset berisiko masih cenderung dijauhi oleh investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)