Akhirnya! Ada Juga Ramalan Dunia 'Cerah', Baca Nih

The Fed merilis notula rapat kebijakan moneter edisi September saat menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke 3% - 3,25%.
Dalam notula tersebut tersurat para anggota The Fed terkejut dengan laju kenaikan harga yang cepat, sehingga menginginkan suku bunga akan tetap tinggi sampai inflasi menurun.
"Para partisipan menilai Komite perlu bergerak (menaikkan suku bunga), dan menahannya, kebijakan moneter yang lebih restriktif untuk mencapai mandat tenaga kerja maksimum dan stabilitas harga," tulis notula tersebut sebagaimana dilansir CNBC International.
Meski menegaskan akan terus menaikkan dan menahan suku bunga di level tinggi, tetapi laju kenaikan indeks dolar AS masih tertahan.
Pada perdagangan Kamis (13/10/2022) pagi indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini justru turun 0,22% ke 113,07.
Pasar melihat ada kemungkinan juga The Fed akan mengerem kenaikan suku bunganya jika terjadi gejolak di pasar finansial.
"Beberapa partisipan mencatat, khususnya ekonomi global dan kondisi finansial yang dipenuhi ketidakpastian, akan penting untuk mengkalibrasi laju pengetatan moneter lebih lanjut dengan tujuan memitigasi risiko negatif ke perekonomian," tulis notula tersebut.
Pernyataan tersebut juga memberikan secercah harapan jika The Fed tidak akan membiarkan perekonomian Amerika Serikat merosot sangat dalam.
Hal ini tentunya berdampak positif ke dunia mengingat Amerika Serikat merupakan negara dengan perekonomian terbesar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)