Rupiah Libas Dolar AS! Menjauhi Level Rp 15.400/US$

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
13 October 2022 11:17
Pengunjung melihat Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022 (Uang TE 2022) dalam acara Festival Rupiah Berdaulat Bank Indonesia (FERBI) 2022 di Jakarta, Jumat (19/8/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Pengunjung melihat Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022 (Uang TE 2022) dalam acara Festival Rupiah Berdaulat Bank Indonesia (FERBI) 2022 di Jakarta, Jumat (19/8/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil melibas dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan perdagangan Kamis (13/10/2022). Indeks dolar AS terkoreksi tipis di pasar spot, sehingga membuka peluang penguatan rupiah.

Mengacu pada data Refinitiv, rupiah menguat 0,07% pada pembukaan perdagangan ke Rp 15.345/US$. Sayangnya, rupiah memangkas penguatannya menjadi hanya 0,05% ke Rp 15.348/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya, bergerak melemah 0,02% pada pukul 11:00 WIB ke posisi 113,29. Sehingga membuka peluang penguatan Mata Uang Garuda. Namun, posisi tersebut masih berada dekat dengan rekor tertingginya di 114,7 yang dicapainya pada akhir September 2022.

Pada Rabu (12/10), Departemen Tenaga Kerja AS telah merilis Indeks Harga Produsen (IHP) AS per September 2022 yang menunjukkan kenaikan 0,4% secara bulanan. Posisi tersebut juga melampaui ekspektasi analis Dow Jones di 0,2%. Secara tahunan, IHP berada di 8,5%, melandai dari posisi sebelumnya di 8,7% pada Agustus 2022.

Hal tersebut meningkatkan prediksi bahwa inflasi AS masih akan tinggi. Sementara itu, investor global masih akan menanti rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dijadikan acuan sebagai ukuran inflasi AS yang dijadwalkan akan rilis mala mini waktu Indonesia.

Namun, konsensus analis Trading Economics memprediksikan angka inflasi akan melandai ke 8,1% dari bulan sebelumnya di 8,3%.

Selain itu, risalah Federal Open Market Committee (FOMC) juga telah dirilis yang menunjukkan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih akan menaikkan suku bunga acuannya hingga membawa angka inflasi ke target Fed di 2%.

Sementara itu dari Tanah Air, IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia untuk tahun ini masih akan berada di 5,3%. Namun, IMF memangkas proyeksi PDB Indonesia pada tahun depan dari 5,2% menjadi 5%.

Proyeksi IMF ini lebih rendah dari asumsi makro yang ditetapkan dari APBN 2023, yakni 5,3%.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah acara di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (11/10/2022), menjelaskan beberapa kebijakan yang dijalankan untuk mengantisipasi kondisi ke depan.

Langkah pertama adalah sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter. Hal ini berperan penting dalam mengendalikan fundamental perekonomiannasional. Terlihat ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,44% pada kuartal II-2022 dan inflasi terkendali di bawah 6%.

"Saya lihat, di dalam keseharian antara bank sentral BI dan Kemenkeu berjalan beriringan, berjalannya rukun tidak saling tumpang tindih," kata Jokowi.

Pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi lewat belanja yang produktif serta menjaga daya beli masyarakat dengan subsidi dan bantuan sosial (bansos). Sementara Bank Indonesia (BI) mengendalikan inflasi dan nilai tukar serta bijak dalam mengambil kebijakan suku bunga acuan.

Kedua, kata Jokowi adalah dengan menelusuri persoalan sampai ke mikro ekonomi. Dengan demikian, kebijakan yang ditempuh bisa lebih tepat sasaran. Selanjutnya adalah kolaborasi UMKM bersama pengusaha menengah dan besar. Menurut Jokowi hal ini bisa menggerakkan ekonomi secara bersamaan.

Terakhir yakni, hilirisasi industri. Jokowi menyampaikan, kebijakan hilirisasi sudah dimulai pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, seperti nikel. Selanjutnya akan diikuti bauksit, timah hingga aspal.

Terkoreksinya dolar AS di pasar spot, membuat mayoritas mata uang di Asia menguat, di mana baht Thailand memimpin penguatan dengan terapresiasi 0,13% terhadap dolar AS. Disusul oleh dolar Singapura yang menguat 0,11%.

Sementara, dolar Taiwan dan ringgit Malaysia terkoreksi yang masing-masing sebesar 0,21% dan 0,11% terhadap dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nasib Suku Bunga Fed Bisa Makin Jelas Besok, Rupiah KO Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular