Top Gainers-Losers Sesi I

Akan Gelar Privat Placement, Saham BACA Jadi Saham Tercuan

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
12 October 2022 12:29
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) sukses memimpin jajaran top gainers pada perdagangan sesi I siang ini, sementara saham PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) masih betah melanjutkan penurunan selama tiga hari beruntun.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup terkoreksi 0,62% ke 6.896,39 pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (12/10/2022), seiring dengan lesunya bursa saham global pasca kekhawatiran resesi semakin mencuat.

Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 7,52 triliun dengan melibatkan lebih dari 18 miliar saham yang berpindah tangan 794 kali.

Sementara, mayoritas saham siang ini terpantau masih saja mengalami penurunan. Statistik perdagangan mencatat ada 429 saham yang melemah dan 113 saham yang mengalami kenaikan dan sisanya sebanyak 130 saham stagnan.

Di tengah masih melemahnya pergerakan IHSG siang ini, terdapat 5 saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan 5 saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers

Berikut lima saham top gainers pada perdagangan sesi I siang ini Rabu (12/11/2022).

1. PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), naik +18,79%, ke Rp 177/unit

2. PT Victoria Investama Tbk (VICO), naik +11,67%, ke Rp 268/unit

3. PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS), naik +8,04%, ke Rp 605/unit

4. PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA), naik +6,42%, ke Rp 199/unit

5. PT Darma Henwa Tbk (DEWA), naik +6,35%, ke Rp 67/unit

Saham emiten perbankan, Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 69,8 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 417,84 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham BACA bergerak di rentang Rp 139-179/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham BACA mencapai Rp 1,25 triliun.

Jika melihat data perdagangan sejak perdagangan 3 Oktober hingga Selasa (11/10/2022) pekan lalu, saham BACA tercatat 3 kali menghijau, dengan 2 kali merah, dan 2 kali stagnan. Dengan ini saham BACA telah melesat mencapai 50% sepekan dan naik 27,34% sebulan terakhir.

Belum diketahui secara signifikan terkait saham BACA, namun jika melihat kinerja keuangannya pada semester I-2022, BACA mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 9.23 miliar, turun tipis 1,16% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 11,6 miliar.

Di sisi lain, kabar terbaru bahwa BACA akan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMTD) atau private placement. Tujuannya untuk mengerek modal inti perseroan agar sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berdasarkan keterbukaan informasi, Bank Capital akan meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pemilik saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sesuai dengan ketentuan Peraturan OJK (POJK) No. 32/2015 sebagaimana telah diubah dengan POJK 14/2019.

Sementara itu, RUPSLB perseroan akan diselenggarakan pada 16 November 2022 nanti. "PMTHMETD akan dilakukan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar perseroan, peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan perjanjian-perjanjian yang telah dibuat perseroan sebelumnya," demikian dikutip Bisnis dari keterbukaan informasi pada Selasa (11/10/2022).

Manajemen menjelaskan bahwa paling lambat lima hari kerja sebelum pelaksanaan private placement, perseroan akan mengumumkan kepada masyarakat serta memberitahukan kepada OJK, terkait pelaksanaan penambahan modal tersebut. Lalu, paling lambat dua hari kerja setelah pelaksanaan PMTHMETD, perseroan akan memberitahukan kepada OJK hasil dari private placement tersebut.

Manajemen Bank Capital juga menjelaskan bahwa perseroan akan menggelar private placement sebanyak-banyaknya 19.946.980.337 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham. Selain itu, dana tambahan dari private placement ini juga bertujuan untuk mengurangi risiko keuangan.

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Rabu (12/11/2022).

1. PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS), turun -9,18%, ke Rp 89/unit

2. PT Black Diamond Resources Tbk (COAL), turun -6,9%, ke Rp 378/unit

3. PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD), turun -6,86%, ke Ro 95/unit

4. PT Wir Asia Tbk (WIRG), turun -6,47%, ke Rp 318/unit

5. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), turun -6,21%, ke Rp116/unit

Saham Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) kembali bercokol di daftar top losers pada perdagangan sesi I siang ini. Dengan ini AMMS telah memimpin deretan saham terboncos selama 3 hari beruntun.

Nilai transaksi saham AMMS mencapai Rp 10,12 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 113,01 juta unit saham.

Pada perdagangan intraday hari ini, harga saham AMMS bergerak di rentang Rp 89-93/unit. Hingga istirahat siang, nilai kapitalisasi pasar saham AMMS mencapai Rp 106,8 miliar.

Berdasarkan data perdagangan sejak perdagangan 3 Oktober hingga Selasa (11/10/2022) saham AMMS tercatat 3  kali ambles dan 4 kali menghijau. Namun dalam sepekan terakhir, AMMS telah mencatatkan penurunan mencapai 25,83%, dan ambles 64,68% sebulan terakhir.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham AMMS. Namun investor yang masih cenderung melepas saham AMMS menilai bahwa harga saham AMMS yang sudah naik berhari-hari pada pekan kedua September. Ini membuat mereka merealisasikan keuntungannya.

Di sisi lain, manajemen AMMS sendiri masih optimis kinerja perusahaan akan tetap positif di akhir tahun 2022. Direktur AMMS, Hartono sempat mengatakan tahun ini AMMS menargetkan pendapatan jasa bisa mencapai Rp 8 miliar dan laba bersih hingga Rp 2 miliar.

AMMS pun akan memaksimalkan produk jasa budidaya perikanan lewat pemasaran yang dilakukan secara intensif dan melakukan promosi di kalangan industri perikanan khusus udang serta melakukan kerja sama dengan instansi dan asosiasi yang berkaitan dengan budidaya air payau.

Sekadar informasi, dalam prospektusnya, AMMS berhasil membukukan laba komprehensif periode berjalan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022 sebesar Rp 301,35 juta atau mengalami kenaikan sebesar 1.212,37% dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya Rp 22,96 juta.

Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan penjualan yang tercatat sebesar Rp 1,92 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 163,09% dibandingkan dengan penjualan 31 Maret 2021 sebesar Rp 729,94 juta.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular