IHSG PHP Lagi, Sentuh 7.000 Hanya Untuk Kembali Melemah

trp, CNBC Indonesia
11 October 2022 16:00
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan pada perdagangan Selasa (11/10/2022).

IHSG semakin ambrol di sesi II perdagangan hari ini dengan koreksi 0,79% di 6.939,15. IHSG sempat menyundul level 7.000 tetapi harus berbalik arah.

Mayoritas saham juga mengalami koreksi. Statistik perdagangan mencatat ada 340 saham yang mengalami penurunan, 190 saham menguat dan 164 saham stagnan.

Kendati IHSG terkoreksi cukup dalam, tetapi kinerjanya masih lebih baik dari indeks Nikkei dan Hang Seng yang melemah lebih dari 2%.

Indeks saham acuan Negeri Paman Sam kembali ambruk semalam. Indeks Dow Jones melemah 0,32%. Sementara itu indeks S&P 500 dan Nasdaq ambrol 0,75% dan 1,04%.

Kembali ambruknya bursa Wall Street dipicu oleh dua hal yakni ancaman resesi serta kebijakan Presiden AS Joe Biden terkait ekspor semikonduktor.

Sejumlah lembaga terus mengingatkan ancaman resesi di AS. Terakhir, adalah CEO JPMorgan Jamie Dimon. Dia memperkirakan AS akan jatuh ke jurang resesi dalam 6-9 bulan ke depan atau pada 2023.AS tidak hanya mengalami perlambatan ekonomi ringan tetapi mengarah ke kondisi yang serius.

Dimon menjelaskan lonjakan inflasi, dampak perang Rusia-Ukraina, serta tren kenaikan suku bunga akan memicu inflasi dalam skala yang luas.

"(Faktor-faktor) Ini sangat..sangat... sangat serius karena bisa menekan ekonomi dunia dan AS. Eropa akan resesi dan itu akan menekan AS ke dalam resesi dalam 6-9 bulan ke depan dari sekarang," tutur Dimon, kepadaCNBC International.

Pembatasan ekspor merupakan bagian dari upaya pemerintah AS untuk menghentikan China dari kemampuannya mengembangkan kemampuan semikonduktor buatan mereka sendiri.

Ambruknya bursa AS sejak Rabu pekan lalu juga mulai mengikis kepercayaan Oktober sebagai bulan"bear killer".Dalam sejarah bursa AS bulan September identik dengan periode brutal karena bursa kerap tumbang pada bulan kesembilan. Pasar akan ada dalam kondisi"bearish"atau melemah pada bulan tersebut.

Ambruknya bursa Wall Street tentu saja akan menjadi perhatian besar pelaku pasar di bursa efek Indonesia. Semakin menguatnya isu resesi di AS dan global juga bisa membebani kinerja IHSG.

Proyeksi JPMorgan mengenai resesi AS yang sangat serius dan akan terjadi dalam 6-9 bulan ke depan bisa berdampak ke ekonomi Indonesia melalui jalur perdagangan dan pasar keuangan.

AS adalah tujuan eksportir terbesar kedua Indonesia setelah China. Perlambatan ekonomi di AS akan menekan ekspor yang pada akhirnya mengancam pertumbuhan.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan data penjualan ritel untuk Agustus dan proyeksi untuk September. Menarik ditunggu apakah data penjualan sudah terdampak oleh lonjakan inflasi dan kenaikan harga BBM.


(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular