Cadev Susut, Ini Harapan Sumber Dolar untuk RI

haa, CNBC Indonesia
Jumat, 07/10/2022 14:26 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pundi-pundi cadangan devisa Indonesia susut sebesar US$ 1,4 miliar menjadi US$ 130,8 miliar pada September 2022, turun dibandingkan posisi US$ 132,2 miliar Agustus lalu.

Penurunan posisi cadangan devisa pada September 2022 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.


Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David E. Sumual mengungkapkan bahwa tren penurunan cadangan devisa tidak hanya terjadi di Indonesia.

Cadangan devisa turun di beberapa negara a.l. Thailand dan Jepang.

"Ini sebenarnya sama, emerging market, seperti Thailand, Indonesia, Malaysia bahkan Jepang melakukan intervensi di pasar valas karena mereka ingin menghambat mata uang mereka," kata David kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/10/2022).

Kondisi ini juga ditandai dengan turunnya kepemilikan US Treasury dari emerging market di The Fed.

Menurut David, kepemilikan US Treasury dari negara-negara offshore - Luxemburg dan Cayman Islands - justru bertambah.

Dia menilai intervensi yang dilakukan beberapa negara, termasuk Indonesia wajar.

David melihat cadangan devisa Indonesia masih cukup kuat, dibandingkan dengan Sri Langka dan Ghana.

"Thailand, Indonesia, dan lain-lain, cadangan devisanya cukup banyak."

Untuk Indonesia, meskipun turun pada September lalu, tetapi David melihat cadangan devisa cukup baik.

Kendati demikian, dia melihat pemerintah dan BI patut mewaspadai adanya arus keluar (outflow) ke depannya.

Tren outflow ini memang sudah muncul sejak akhir September hingga saat ini, setelah sebelumnya inflow mewarnai pasar uang Indonesia pada Agustus hingga pertengahan September.

Dengan adanya tantangan ini, David melihat pundi-pundi dolar Indonesia dapat mencapai kisaran US$ 120 miliar hingga US$ 130 miliar.

Tambahan cadangan devisa, menurut David, dapat bersumber dari upaya pemerintah melakukan front loading untuk kebutuhan pembiayaan APBN tahun depan.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengungkapkan neraca finansial dan modal Indonesia pada kuartal IV-2022 berpotensi mengalami penurunan yang dipicu oleh tertekannya potensi arus modal asing masuk ke dalam negeri.

"Ini termasuk normalisasi moneter global yang lebih agresif, memicu sentimen flight-to-quality atau risk-off (capital outflow) di pasar surat utang negara berkembang, termasuk Indonesia," tulis Faisal dalam laporannya.

Selain itu, dia melihat ada kebutuhan pembayaran utang ke depannya.

Dengan kondisi ini, Faisal melihat sumber cadangan devisa yang bisa diharapkan datang dari investasi dan pasar modal, didorong oleh kuatnya pemulihan ekonomi domestik.

Bank Mandiri mempertahankan proyeksi cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 130 miliar - US$ 140 miliar dengan tendensi bias ke bawah pada akhir 2022.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Vs Iran Bikin Harga Minyak Naik & Bursa Saham "Ambyar"