Asing Berebut Saham Batubara, Ini Dia Daftar Belanjanya
Jakarta, CNBC Indonesia - Bila krisis selalu melahirkan orang kaya baru, atau makin membuat si kaya jadi raya, maka adagium ini sekarang cocok disematkan untuk orang-orang di sekitar usaha batubara.
Semuanya dimulai dari obsesi berlebihan Vladimir Putin atas Ukranina yang mengakibatkan krisis energi dunia, khususnya Eropa. Catatan tidak resmi Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia, ekspor batu bara asal ke negara-negara Eropa sampai bulan ini mencapai 3,5 juta ton sampai 4 juta ton. Terbesar pertama dalam sejarah.
Serangan Rusia ke Ukraina pada Februari lalu membuat harga emas hitam melonjak tak karuan. Mirip dengan bonanza era 2010, dan 2018, tapi sekarang lebih gila lagi. Harga naik berlipat-lipat. Defisit gas dan minyak akibat pasokan dari Rusia terhenti, membuat Eropa melakukan apa saja untuk bertahan hidup, termasuk mengaktifkan kembali pembangkit listrik yang memakai batubara.
Harga Batubara kontrak berjangka Newcastle misalnya, pada perdagangan Kamis (6/10/2020) bertengger di angka US$405.95 per ton. Kendati dalam tren penurunan, dari posisi rekor puncak US$466 pada awal September lalu, angka US$400-an per ton tetaplah tinggi. Bandingkan dengan harga sebelum invasi Rusia pada awal tahun lalu di bawah US$150-an.
Harga batubara acuan (HBA) keluaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga mengalami kenaikan demi kenaikan setiap bulan. HBA pada bulan ini misalnya, naik US$11,75 per ton menjadi US$330,97 per ton.
(mum/mum)