Alamak! Minyak Dunia Naik 10% Sepekan, Harga BBM Batal Turun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan hari ini melejit karena OPEC+ menyetujui pemotongan produksi. Kenaikan harga tersebut, kedepannya akan mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya non-subsidi.
Pada perdagangan Rabu (5/10/2022) harga minyak Brent tercatat US$93,37 per barel, naik 1,7% dibandingkan harga penutupan kemarin. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate naik 1,4% menjadi US$87,76 per barel.
OPEC+ setuju memotong produksi hingga 2 juta barel per hari (bph) dan menjadi yang terbesar sejak pandemi Covid-19 pada 2020. Hal ini dapat memacu pemulihan harga minyak yang telah turun di tengah kekhawatiran resesi ekonomi global akibat kenaikan suku bunga acuan dan dolar Amerika Serikat yang perkasa.
Minyak telah naik minggu ini untuk mengantisipasi pemotongan, kata Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index.
"Dampak nyata dari pemotongan besar akan lebih kecil, mengingat beberapa anggota gagal mencapai kuota produksi mereka," tambah Cincotta.
Sepanjang pekan ini harga minyak mentah Brent telah naik 4,37% secara point-to-point. Sementara WTI melesat 10,63% ptp.
Pada bulan Agustus, OPEC+ meleset dari target produksinya sebesar 3,58 juta barel per hari karena beberapa negara memproduksi jauh di bawah kuota yang ada.
"Kami percaya target produksi baru sebagian besar akan dipikul oleh negara-negara inti Timur Tengah, yang dipimpin oleh Arab Saudi, UEA dan Kuwait," kata analis Rystad Energy Jorge Leon.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia dapat memangkas produksi minyak untuk mengimbangi efek negatif dari pembatasan harga yang diberlakukan oleh Barat atas tindakan Moskow di Ukraina.
Di sisi lain, Amerika Serikat menekan produsen OPEC+ untuk menghindari pemotongan produksi besar-besaran karena Presiden Joe Biden berupaya mencegah kenaikan harga bensin AS, menurut sumber yang dikutip Reuters.
Harga minyak mentah juga didukung oleh pasokan, stok minyak mentah, bensin dan persediaan sulingan AS yang turun pekan lalu, menurut data Administrasi Informasi Energi (EIA). Persediaan minyak mentah mencatat penarikan secara mengejutkan sebesar 1,4 juta barel menjadi 429,2 juta barel.
Stok bensin AS turun lebih dari yang diperkirakan sebesar 4,7 juta barel, sementara stok sulingan, yang meliputi solar dan minyak pemanas, juga mencatat penarikan yang lebih besar dari perkiraan, turun 3,4 juta barel.
"Kami pasti melihat pasokan bensin dan solar turun cukup dramatis," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.
"Mantra yang kami lihat dalam beberapa pekan terakhir adalah ekonomi melambat dan harga minyak turun karena permintaan puncak, tetapi angka-angka ini tampaknya bertahan jauh lebih baik daripada yang dipikirkan orang."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras) Next Article Harga Minyak Dunia Melesat 3%, Harga BBM Naik Lagi Nih?
