Harga Minyak Dunia Melesat 3%, Harga BBM Naik Lagi Nih?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 05/10/2022 07:15 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah Indonesia melaju di tengah ekspektasi penurunan besar dalam produksi dari OPEC+. Kenaikan tersebut, jika terus berlanjut tentunya akan mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) khususnya non-subsidi di Indonesia.

Pada perdagangan Selasa (4/10/2022) harga minyak mentah Brent tercatat US$91,8 per barel, naik 3,81% dibandingkan posisi kemarin. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate melonjak 3,46% menjadi US$86,52 per barel.


OPEC+ tampaknya akan memotong produksi pada pertemuan hari ini. Langkah ini akan menekan pasokan di pasar minyak yang menurut para eksekutif dan analis perusahaan energi sudah ketat karena permintaan yang sehat, kurangnya investasi, dan masalah pasokan.

"Kami memperkirakan pemotongan substansial akan dilakukan, yang tidak hanya akan membantu memperketat fundamental fisik tetapi mengirimkan sinyal penting ke pasar," kata Fitch Solutions dalam sebuah catatan.

Menteri perminyakan Kuwait mengatakan OPEC+ akan membuat kebijakan untuk menjamin pasokan energi dan untuk melayani kepentingan produsen dan konsumen.

OPEC+ telah meningkatkan produksi tahun ini setelah melakukan pemotongan terbesar pada 2020 karena pandemi Covid-19 memangkas permintaan.

Akan tetapi dalam beberapa bulan terakhir, OPEC+ telah gagal memenuhi target peningkatan produksi yang direncanakan. Bahkan pada Agustus produksi turun 3,6 juta barel per hari.

Wacana pemotongan target produksi saat ini mempertimbangkan harga minyak yang turun tajam dari posisi tertinggi.

Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan sanksi Rusia akan dilaksanakan dalam tiga fase, pertama menargetkan minyak Rusia, kemudian diesel, dan kemudian produk bernilai lebih rendah seperti nafta. Sanksi dari G7 dan Uni Eropa, yang memilih larangan dua fase, akan dimulai pada 5 Desember.

Stok minyak mentah dan bahan bakar AS diperkirakan turun sekitar 1,8 juta barel untuk pekan yang berakhir 30 September. Persediaan bensin turun sekitar 3,5 juta barel, sementara stok sulingan turun sekitar 4 juta barel.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)