China Jadi Penyelamat, Harga Minyak Nanjak Nyaris 1%
Foto: REUTERS/MORTEZA NIKOUBAZL
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan siang hari ini setelah sentimen positif dari pertemuan OPEC+ dan ekspektasi permintaan China yang kuat.
Mengutip Refinitiv, harga minyak mentah Brent tercatat US$75,2 per barel, menguat 0,63% dibandingkan posisi kemarin pada perdagangan Jumat (17/3/2023) pukul 13.00 WIB. Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,7% ke US$68,8 per barel.
Komite penasihat Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan mengadakan pertemuan pada 3 April.
Penurunan harga lebih lanjut dapat mendorong OPEC+ untuk mengurangi pasokan guna mencegah perkiraan peningkatan persediaan pada kuartal kedua, kata analis di National Australia Bank dalam sebuah catatan.
Di sisi lain, ekspektasi analis pada pemulihan permintaan China mendukung rebound harga. Ekspor minyak mentah AS ke China pada Maret menuju level tertinggi dalam hampir dua setengah tahun.
Kebangkiyan permintaan minyak mentah dari China akan positif untuk harga jika data yang akan datang menunjukkan pemulihan ekonomi negara yang baik, kata analis Tina Teng dari CMC Markets.
"Lalu lintas jalan raya dan perjalanan udara di China tumbuh dengan kuat sementara tanda-tanda perbaikan telah muncul di negara maju," kata analis ANZ dalam catatan klien.
Namun, risiko penularan di antara bank masih membuat investor gelisah, membatasi selera mereka terhadap aset seperti komoditas, karena mereka khawatir penurunan lebih lanjut dapat memicu resesi global dan mengurangi permintaan minyak.
"Gejolak perbankan baru-baru ini dapat terus membebani prospek permintaan. Isu mengenai inflasi, kenaikan suku bunga bank sentral, dan kepercayaan pada sistem keuangan, tidak dapat diselesaikan dengan cepat," kata Teng.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Duh! Minyak Merosot Akhir 2022, Resesi Dunia Terkonfirmasi?
(ras/ras)
