Top Gainers-Losers

Cek! Deretan Saham Ini Bikin Dompet Makin Tebal

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
05 October 2022 08:20
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada perdagangan Selasa (4/10/2022) kemarin, di tengah pulihnya pasar saham global.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 0,89% ke posisi 7.072,256. IHSG kembali mendekati level psikologisnya di 7.100.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,5% di posisi 7.044,98. Selang beberapa menit setelah dibuka, IHSG sempat melesat lebih dari 1%.

IHSG juga sempat menyentuh level tertinggi hariannya di 7.101,47. Pada perdagangan kemarin, IHSG konsisten bergerak di zona hijau.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 373 saham menguat, 167 saham melemah dan 156 lainnya mendatar

Investor asing kembali melakukan pembelian bersih (net buy) kemarin, di mana asing memburu saham-saham di RI sebesar Rp 447,57 miliar di pasar reguler.

Saat IHSG ditutup cerah, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten investasi yakni PT Victoria Investama Tbk (VICO) memimpin deretan top gainers pada perdagangan kemarin. Saham VICO ditutup terbang 34,83% ke posisi harga Rp 240/saham.

Nilai transaksi saham VICO pada perdagangan Selasa kemarin mencapai Rp 7,33 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 31,69 juta lembar saham.

Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 26 September hingga kemarin, saham VICO tercatat menguat sebanyak 2 kali, melemah 4 kali, dan stagnan sekali.

Dalam sepekan terakhir, saham VICO melonjak hingga 50% dan dalam sebulan terakhir, saham VICO juga melesat hingga 42,01%.

Belum diketahui secara signifikan terkait saham VICO. Namun jika melihat kinerja laporan keuangannya, sepanjang semester I-2022, laba bersih perseroan naik 83,18% menjadi Rp 68,92 miliar, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 37,52 miliar.

Kabar terbaru dari perseroan yakni Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan, di mana dalam RUPSLB tersebut, perseroan berencana melakukan aksi korporasi yakni penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 10 miliar saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pekan lalu, rapat yang diselenggarakan pada Kamis pekan lalu tersebut dihadiri oleh pemegang saham sebanyak 9,82 miliar saham yang merupakan 97,63 persen dari 10,06 miliar saham yang merupakan seluruh saham yang telah dikeluarkan atau ditempatkan oleh perseroan.

Selain itu, rapat juga menyetujui untuk memberikan kuasa dan wewenang kepada direksi untuk menetapkan jumlah saham yang ditawarkan dalam aksi penambahan modal hingga melakukan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor penuh setelah pelaksanaan PMHMETD.

Adapun, RUPSLB VICO juga menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (2) anggaran dasar perseroan sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan atau disetor setelah pelaksanaan PMHMETD.

Sebelumnya, dalam perubahan dan/atau tambahan informasi keterbukaan informasi yang diterbitkan pada 27 September lalu, Victoria Investama menjelaskan dana yang diperoleh dari aksi tersebut seluruhnya akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan/atau entitas anak, investasi pada efek atau surat berharga serta sebagai modal kerja VICO.

Tak hanya itu saja, aksi penambahan modal tersebut juga akan memperkuat struktur permodalan VICO yang akan digunakan perseroan untuk pengembangan usaha peseroan dan entitas anak.

Saat IHSG ditutup bergairah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Selasa kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten multifinance yakni PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) memimipin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham HDFA ditutup ambruk 7% menjadi Rp 186/saham.

Nilai transaksi saham HDFA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 559,26 juta dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,98 juta lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak 26 September hingga kemarin, saham HDFAtercatat menguat sebanyak 3 kali dan melemah 4 kali.

Dalam sepekan terakhir, saham HDFA masih melesat 13,41% dan dalam sebulan terakhir, saham HDFA juga masih melonjak 14,81%.

Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham HDFA. Namun dari kinerja keuangannya pada semester I-2022, laba bersih HDFA tercatat tumbuh 22% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 18,13 miliar, dari sebelumnya pada periode semester I-2021 sebesar Rp 14,79 miliar per Juni 2021.

Dengan berhasilnya perseroan mencetak pertumbuhan laba bersih pada semester I-2022, HDFA optimistis mampu mempertahankan kinerja laba positif pada periode tersebut, kendati semakin banyak tantangan di semester II-2022.

Manajemen HDFA optimistis pihaknya mampu kembali mencatatkan capaian positif pada tahun ini. Sebab, realisasi penyaluran pembiayaan baru per Agustus 2022 mencapai Rp 1,2 triliun, naik 42% (yoy).

Meski begitu, masih ada tantangan dari sisi mempertahankan biaya dana (cost of fund/CoF) tetap kompetitif.

Hal ini karena bank sentral di sebagian besar negara, termasuk di Indonesia berpeluang kembali mengerek suku bunga acuan untuk mengimbangi lonjakan inflasi. Akhirnya, multifinance yang tidak memiliki struktur pendanaan jangka panjang akan kewalahan.

Namun, Radana baru saja kembali mendapatkan kepercayaan dari perbankan pada awal periode 2021, di mana fokus tahun ini lebih kepada mempertahankan mitra bank eksisting, yang sudah percaya penuh pada Radana Finance.

Sebagai perbandingan, pada tahun ini, HDFA membidik mampu menyalurkan pembiayaan menyentuh Rp 2 triliun, tumbuh 20% (yoy) dibandingkan dengan sepanjang periode 2021 yang dibukukan senilai Rp 1,48 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular