Kemarin Ambrol, Timah Hari Ini Menguat 1,45%! Ada Apa?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
04 October 2022 16:10
PT Timah memusatkan produksi sumber daya timahnya di pulau Bangka, yang terdiri dari penambangan, pengolahan, pemurnian, peleburan, hingga penjualan.
Foto: PT Timah

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah dunia terpantau menguat pada sesi perdagangan hari ini pasca ambrol pada perdagangan hari sebelumnya. Harga timah belum mampu bangkit akibat banyaknya sentimen negatif dari tekanan ekonomi global saat ini.

Harga timah di pasar logam dunia, London Metal Exchange (LME) pada Selasa (4/10/2022), pukul 14:00 WIB tercatat US$ 20.350 per ton, naik 1,45% dibandingkan harga penutupan kemarin yakni US$ 20.059 per ton.

Harga timah saat ini masih sulit terangkat. Berbagai sentimen negatif masih menyelimuti pasar mulai dari tekanan ekonomi global akibat inflasi dan suku bunga tinggi. Di tambah lagi, China sebagai konsumen terbesar timah masih menerapkan kebijakan non Covid-19 bagi negaranya. Ini menyebabkan harga terus bergerak dalam tren yang rendah.

Pasalnya, China adalah konsumen timah terbesar di dunia dengan konsumsi 216.200 ton pada tahun lalu, melansir Statista.

Kendati demikian, ada sedikit kabar baik dari China di mana aktivitas pabrik China secara tak terduga meningkat pada bulan September, kembali ke pertumbuhan setelah dua bulan berturut-turut mengalami kontraksi.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur resmi naik tipis menjadi 50,1 pada September, dari 49,4 pada Agustus, menurut data dari Biro Statistik Nasional. Tetapi, lagi- lagi tetap saja, sentimen positif ini tak mampu menghapus kekhawatiran pasar akan proyeksi dunia akan terjun bersama-sama ke jurang resesi pada 2023 mendatang.

Volatilitas pasar tentu saja melanda pasar timah sejak kuartal I hingga kuartal III tahun 2022. Dengan kekurangan energi yang sedang berlangsung dan keterbatasan manufaktur, timah akan menghadapi masalah sama dengan logam lainnya.

Harga timah saat ini terus diperdagangkan di level US$ 20.000, angka ini tergolong masih berada dalam tren yang rendah dan merupakan level terendahnya sejak Januari 2022. Harga timah semakin lesu sejak 3 bulan terakhir ini. Ini menandakan permintaan timah masih lesu sehingga harga pun mengikuti.

Persediaan timah di gudang yang dipantau oleh bursa logam London (LME) mulai mengalami penurunan-penurunan tipis. Berdasarkan pantauan Tim Riset CNBC Indonesia pada 30 September 2022 persediaan timah di gudang LME tercatat 5.075 ton, turun tipis 0,09% dari hari sebelumnya, tetapi masih naik 72,91% point-to-point (ptp) sejak awal bulan Juni lalu yakni sebesar 2.935 ton.

Perkasanya dolar AS saat ini juga sulit membuat harga timah bangkit sebab harga timah yang di banderol dengan greenback akan membuat harganya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/aum) Next Article Breaking News: Harga Timah Lompat 7%!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular