Top! PTBA Bisa Pantau Operasional Pertambangan Lewat Gadget

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Senin, 03/10/2022 11:56 WIB
Foto: dok PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan digitalisasi dalam operasional pertambangan untuk good mining practice. Dalam hal ini PTBA memiliki aplikasi Corporate Information System and Enterprise Application (CISEA) untuk memantau aktivitas pertambangan secara real time melalui ponsel sejak 2020.

Corporate Secretary PTBA Apollonius Andwie menjelaskan CISEA mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus, yaitu Automation & SCADA System Integration, Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, Automatic Train Loading Station, Slope Stability Radar (SSR), Digital Telemetri, Sistem Pemantauan Air Terintegrasi (SPARING), hingga Corporate Social Responsibility (CSR).

"Transformasi digital merupakan bagian dari langkah PTBA untuk menjalankan good mining practice. Penggunaan teknologi digital juga meningkatkan efisiensi dan keberlangsungan usaha," kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin (03/10/2022).


Dia memaparkan, dengan terintegrasinya SCADA dalam platform CISEA, jarak tempuh tidak menjadi masalah untuk melakukan software maintenance, troubleshooting, dan analisa terhadap sistem kendali di PTBA. Analisis data dinilai lebih mudah dan akurat karena semua data operasional disimpan secara otomatis dan real time.

Sementara itu melalui Bukit Asam Mine Dispatch Optimation System, produktivitas dan efisiensi pertambangan dapat ditingkatkan. Di mana data produksi, real time performance unit dan operator, loss time, konsumsi BBM, monitoring posisi unit (loader, hauler, ancillaries), status unit, real time perkiraan kondisi jalur tambang, safety operasional, water monitoring, rain monitoring tersedia di ponsel.

"Lalu dengan Automatic Train Loading Station, pengisian dan penimbangan batu bara ke gerbong kereta api dilakukan secara otomatis dan bisa dipantau dengan ponsel. Waktu proses pengisian batu bara ke gerbong kereta lebih cepat. Kapasitas pengeluaran batu bara dari lokasi tambang ke pelabuhan pun jadi lebih besar dibanding pesaing," lanjut Apollonius.

Kemudian untuk SSR dapat memantau lereng tambang secara real time dan detail. Kata Apollonius, SSR mampu mendeteksi pergerakan kecil yang tidak terdeteksi oleh alat monitoring lainnya.

"Dengan begitu, konservasi sumber daya batu bara dapat ditingkatkan. Biaya atas risiko terjadinya longsor diminimalkan," ungkapnya.

Terakhir adalah Digital Telemetri yang menyediakan data curah hujan secara real time melalui CISEA. Kemudian SPARING memberi peringatan dini bila terjadi penyimpangan kualitas air yang tidak sesuai baku mutu.

Lebih lanjut, Apollonius menambahkan bahwa aplikasi CISEA membantu penyaluran CSR agar lebih tepat sasaran dengan menyediakan data kelompok rentan hasil social mapping, mempercepat evaluasi pemberian bantuan, dan memberikan data pembanding ketepatan penyaluran dana CSR.

"PTBA telah mendapatkan pengakuan Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan HAM untuk aplikasi CISEA dengan jangka waktu perlindungan 50 tahun sejak diumumkan," ujarnya.

Sebagai informasi, sejumlah penghargaan diterima PTBA berkat capaian transformasi operasional digital. Di mana Vice President Information Technology PTBA Satria Wirawan mendapat penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo pada 2021 karena inovasinya dalam pemanfaatan teknologi digital untuk pertambangan.

Selain itu, Satria juga memperoleh penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral dari Kementerian ESDM pada 2020.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Q1-2025, Laba Bersih Bukit Asam Capai Rp 391,4 Miliar