BI Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Sentuh 5,5%

News - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
03 October 2022 11:10
Lalu lintas Jalan KH Noer Ali Inspeksi Kalimalang macet berkilo-kilometer imbas penutupan ruas tol mengarah ke Cikampek pada Sabtu (7/5/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Lalu lintas Jalan KH Noer Ali Inspeksi Kalimalang macet berkilo-kilometer imbas penutupan ruas tol mengarah ke Cikampek pada Sabtu (7/5/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Bali, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kuartal III-2022 akan mencapai 5,5% secara tahunan (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi Kuartal II-2022 yang tumbuh 5,44% (yoy).

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho menjelaskan, target pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III-2022 yang dinilai masih kuat tersebut, karena melihat produksi dan konsumsi masyarakat yang masih meningkat di tengah pemulihan ekonomi.

"Konsumsi swasta pada Kuartal III-2022 kita perkirakan bisa pesat tumbuhnya untuk kuartal III ini.... Dari sisi perbankan financing juga meningkat, kredit konsumsi tumbuh 8% di Agustus. Ini salah satu sumber biaya yang digunakan konsumen untuk meningkatkan konsumsi swasta," jelas Wahyu di Bali akhir pekan lalu, dikutip Senin (2/10/2022).

Adapun dari data BI, hingga Agustus 2022 kredit perbankan tumbuh 10,62% (yoy), mencakup kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi.

Menurut Wahyu sektor produksi yang juga menyumbang perekonomian tercermin dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur yang pada Agustus 2022 mencapai level 51,7, naik tipis dari posisi Juli yang sebesar 51,3. Artinya industri manufaktur di dalam negeri dalm posisi ekspansi.

Konsumsi masyarakat juga meneruskan keyakinan. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2022 yang berada pada level 124,7, meningkat dibandingkan Juli yang berada pada level 123,2. Posisi IKK yang berada di atas level 100 menunjukkan konsumen berada di zona optimistis.

Wahyu bilang, meskipun terdapat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan Pertamax pada September, konsumsi masyarakat juga terjaga. Apalagi pemerintah juga mengalokasikan anggaran belanja bantuan sosial untuk kelompok rentan di dalam negeri.

"Penebalan bansos Rp 24 triliun untuk memitigasi dampak kenaikan inflasi, berdasarkan assessment kami, akan bisa menopang konsumsi kelompok masyarakat kelas bawah. Ini juga menjadi salah satu driver konsumsi swasta yang kita perkirakan bisa mencapai 6% di Kuartal III-2022," jelas Wahyu.

"Selain itu, berbagai data juga menunjukkan investasi masih cukup kuat, terutama non bangunan. Ini yang mencerminkan confidence kepada Indonesia, bahwa pertumbuhan ekonomi masih akan membaik," kata Wahyu lagi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Inflasi RI Oktober 2022 Capai 5,71% YoY, Ini Biang Keroknya!


(cap/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading