Road to CNBC Indonesia Awards

Bos Sucor Sekuritas Sebut Hal Ini 'Hantui' Pemulihan Ekonomi

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
29 September 2022 15:05
Direktur Utama Sucor Sekuritas, Bernadus Setya Ananda Wijayanah
Foto: Direktur Utama Sucor Sekuritas Bernadus Setya Ananda Wijaya (Tangkapan Layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemulihan ekonomi Indonesia setelah dihantam pandemi Covid-19 ternyata masih dibayangi berbagai tantangan. Direktur Utama Sucor Sekuritas Bernadus Setya Ananda Wijaya mengatakan tahun ini inflasi, harga komoditas, stagflasi menjadi aspek-aspek yang dicermati investor dan menjadi tantangan bagi pemulihan ekonomi. Apalagi konflik Rusia-Ukraina membuat rantai pasok global terganggu yang berbuntut pada kenaikan harga komoditas.

"Harga komoditas naik berkali lipat, batu bara mencapai US$ 400/ton, kemudian krisis energi, kebutuhan lebih masif tapi suplai terbatas. Inflasi juga terjadi di Amerika Serikat hingga Eropa," ujar Bernadus dalam Road To CNBC Indonesia Awards, Kamis (29/9/2022).

Keputusan The Fed menaikkan suku bunga pun memberikan dampak dan ketidakpastian bagi ekonomi Indonesia. Hal ini pun membuat bursa saham terkoreksi, bahkan menurutnya menjadi penyebab Rp 4 triliun dana asing keluar dari pasar modal Indonesia.

"Commodity boom baik bagi Indonesia dan emiten energi sebenarnya cukup menguntungkan. Bank Indonesia pun bisa merespons cukup baik kondisi ini untuk menjaga rupiah," kata dia.

Yang harus diwaspadai selanjutnya, menurutnya, adalah kenaikan harga BBM yang berpengaruh pada daya beli masyarakat.

Posisi kurs rupiah terhadap dolar AS pun menurutnya juga patut dicermati, terutama untuk emiten yang memiliki utang dalam dolar. Emiten yang bergantung pada bahan baku impor, menurutnya akan tergerus dari sisi margin dan laba.

"Hal berbeda dengan emiten ekspor, komoditas dan batu bara, dengan meningkat dolar AS akan berdampak terhadap performa net income dan net profit akan meningkat. Apalagi sekarang commodity boom, saham komoditas masih luar biasa, apalagi baru bara," jelasnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masa Depan Pasar Modal RI: Investor Ritel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular