Rupiah Ambruk Terus! Bakal Seperti Krismon 1998?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 September 2022 08:35
Dollar
Foto: Freepik

Dampak krisis moneter 1998 memang masih terbayang-bayang hingga saat ini. Namun, patut diingat fundamental ekonomi saat ini tidak seperti 24 tahun lalu yang rapuh.

Stabilitas rupiah masih mampu dijaga oleh Bank Indonesia (BI). Terbukti saat mata uang Asia lainnnya rontok, pelemahan rupiah menjadi yang terendah kedua setelah dolar Singapura.

BI punya cadangan devisa yang cukup besar untuk melakukan triple intervention guna menstabilkan nilai tukar rupiah.

Pada 1998, cadangan devisa Indonesia 'hanya' belasan miliar dolar AS. Per akhir Agustus 2022, cadangan devisa mencapai US$ 132,2 miliar.

Harga komoditas yang melambung tinggi membuat neraca perdagangan mencatat surplus hingga 28 bulan beruntun. Surplus tersebut membantu transaksi berjalan (current account) juga surplus. Sehingga pasokan valuta asing mengalir ke dalam negeri, yang membuat rupiah lebih stabil.

Selain itu, sejak pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19), investor asing ramai-ramai menarik dananya dari pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sepanjang tahun ini hingga 26 September terjadi capital outflow di pasar SBB hingga Rp 150 triliun.

Alhasil, kepemilikan SBN oleh investor asing kini kurang dari 15%. Bagi rupiah, hal ini bisa menguntungkan sebab risiko terjadi capital outflow kemungkinan tidak akan besar lagi, dan stabilitas rupiah lebih terjaga.

BI juga sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam dua pertemuan terakhir menjadi 4,25% guna menjaga inflasi dan stabilitas rupiah. Ruang untuk kembali menaikkan suku bunga juga masih terbuka tanpa membuat perekonomian merosot tajam.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular