Masih di Bawah Bayang-bayang Fed, Harga Tembaga Anjlok 1,4%
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia jatuh pada perdagangan hari ini di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global dan karena kenaikan suku bunga mengangkat nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).
Pada Rabu (28/9/2022) pukul 13.40 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 7.249 per ton, melemah 1,41% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.
"Pasar memperdagangkan makro saat ini dan tembaga tidak terkecuali. Setiap pelemahan dolar akan memicu reli kenaikan, meskipun hanya dalam jangka pendek," kata analis Sucden Financial Geordie Wilkes.
"Tetapi mengingat fundamental yang lemah, kami memperkirakan harga tembaga akan melanjutkan tren lebih rendah."
Dolar yang lebih kuat membuat komoditas yang dibanderol dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga membuat tembaga menjadi lebih mahal. Permintaan turun, harga pun mengikuti.
Dolar menguat karena kenaikan suku bunga acuan yang membuat risiko resesi global meningkat yang dapat berdampak pada penyusutan permintaan tembaga.
Hal ini semakin nyata setelah survei pembelian produsen di China, konsumen utama logam, melemah karena lockdown dalam upaya menahan laju penularan virus Corona (Coronavirus Disease 2019/Covid-19).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)