Erick Ungkap Strategi Pendapatan BUMN Hampir Setara APBN

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
28 September 2022 15:15
Konfrensi Pers Kinerja Portfolio BUMN Tahun 2021 (CNBC Indonesia/Romys Binekasri)
Foto: Konfrensi Pers Kinerja Portfolio BUMN Tahun 2021 (CNBC Indonesia/Romys Binekasri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menepis anggapan dan persepsi di masyarakat bahwa perusahaan pelat merah dikelola dengan serampangan dan menjadi 'sapi perah' dengan banyak kepentingan.

Erick menyebut, pendapatan konsolidasi BUMN tahun 2021 meningkat menjadi Rp 2.292,5 triliun, atau tumbuh 18,8% dibandingkan dengan tahun 2020. Angka tersebut naik secara signifikan bahkan porsinya sangat mirip dengan APBN yang sebesar Rp 2.500 triliun.

"Artinya angka ini sangat signifikan. Kalau dibandingkan dengan APBN negara di Rp 2.500 triliun proporsinya mirip," kata Erick di Gedung BUMN, Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Erick menjabarkan, pendapatan tersebut didorong oleh pertumbuhan harga komoditas global, peningkatan penjualan akibat peningkatan aktivitas penanggulangan Covid-19 dan pertumbuhan volume penjualan akibat pemulihan sebagian kegiatan ekonomi di beberapa klaster.

Sementara, margin EBITDA sebagai indikasi efisiensi operasional juga mengalami peningkatan menjadi 20,4% di tahun 2021 terutama disebabkan perbaikan efisiensi pada beban operasional tidak langsung.

"(Margin) EBITDA naik jadi 20,4% artinya makin sehat dan jelas sehat. Kalau ada persepsi BUMN utang, kita presentasikan total utang dibanding investasi Rp 1.500 triliun utang dan modal Rp 4.200 triliun. Artinya perbandingan 35% utang dengan equity artinya sehat," jelasnya.

Erick memaparkan lebih jauh, Kementerian BUMN telah melakukan transformasi melalui berbagai inisiatif program. Di antaranya, transformasi penyehatan dan penyelamatan BUMN strategis, termasuk restrukturisasi Garuda, Waskita, Jiwasraya dan PTPN.

"Adapun restrukturisasi utang dan penurunan tingkat bunga pinjaman pada tahun 2021 mengakibatkan penurunan beban bunga konsolidasi dari semula Rp 91,5 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 73,5 triliun di tahun 2021," imbuhnya.

Inisiatif program selanjutnya ada transformasi atas struktur portofolio BUMN, melalui pembentukan klaster dan penajaman masing-masing klaster dengan pembentukan holding BUMN.

Selanjutnya, transformasi tata kelola dan manajemen risiko yang menyeluruh baik pada tingkat Kementerian maupun pada tingkat BUMN dan peningkatan kualitas SDM BUMN yang lebih inklusif.

Serta, penciptaan terobosan-terobosan model bisnis dan inovasi baru termasuk pembentukan Holding Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian dan PNM. Dan business model seperti Innovation and Technology Leadership.

"Transformasi yang kita lakukan, terbukti mampu mendongkrak kinerja BUMN dan itu tercermin dari angka-angka yang bisa dijadikan indikator, mulai dari laba, margin EBITDA, peningkatan penjualan hingga penurunan rasio utang pendanaan terhadap total investasi tertanam sebagai hasil inisiatif restrukturisasi yang kami lakukan," ungkapnya.

Erick juga menambahkan, salah satu efisiensi yang dilakukan dan memberikan dampak signifikan adalah pembentukan klaster BUMN. Per 31 Desember 2021 jumlah BUMN turun dari 108 entitas menjadi 92 entitas sesuai tanggal konsolidasi laporan keuangan holding. Dari jumlah ini, 7 BUMN telah diproses untuk likuidasi sedangkan sisanya diharapkan akan terkonsolidasi menjadi 43 entitas BUMN pada akhir 2022.

"Proses klasterisasi dan perampingan ini memberikan dampak yang signifikan terhada kinerja BUMN," pungkasnya.


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular