Fokus EBT dan EV, TBS Energi Utama Investasikan Rp 7,5 T

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Selasa, 27/09/2022 11:30 WIB
Foto: Romys Binekasri

Jakarta, CNBC Indonesia - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) terus melanjutkan fokusnya untuk melakukan transisi bisnis energi hijau dan berambisi mencapai target carbon neutrality pada tahun 2030. 

Dicky Yordan, Direktur Utama TBS Energi mengatakan untuk mencapai target tersebut perseroan menginvestasikan dana mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.119/US$) hingga tahun 2025 pada dua pilar utama Perseroan yakni Energi Terbarukan dan Kendaraan Listrik.

Dicky menyebutkan akan terus mewujudkan target tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip ESG dalam setiap proses bisnis dan investasi sebagai bagian dari komitmen pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.


Untuk pilar energi terbarukan, Perseroan melalui anak perusahaan mengalami kemajuan positif dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) berkapasitas 6 MW dan on-track untuk mencapai COD pada Juni 2024.

Perseroan juga terus melihat peluang dalam mencari proyek-proyek potensial dan aset brownfield/operasional dengan fokus pada proyek pembangkit listrik tenaga air, angin, dan tenaga surya.

Untuk bisnis kendaraan listrik, Perseroan terus melanjutkan uji coba Electrum yang sudah berjalan dengan baik dan saat ini sedang menyelesaikan penilaian rencana bisnis serta mitra teknologi untuk peluncuran massal.

"TBS Energi akan terus berkomitmen mengembangkan bisnis yang berbasis sustainability. Kami sudah menetapkan target untuk mencapai carbon neutrality di tahun 2030 dan semua yang kami lakukan ke depan akan berjalan beriringan dengan target tersebut," tutur Dicky Yordan dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (27/9/2022).

Sebagai langkah awal, perseroan telah mengukur dan melaporkan baseline emisi gas rumah kaca TBS untuk dimonitor setiap tahunnya sampai dengan tahun 2030.

"Untuk mencapai target carbon neutrality di tahun 2030, kami akan terus menginvestasikan pendapatan ke sektor-sektor energi baru dan terbarukan, termasuk kendaraan listrik dan juga sektor-sektor lainnya seperti pembangkit listrik tenaga air, angin dan tenaga surya," jelasnya. 

Adapun sepanjang semester I 2022, TBS Energi Utama mencatatkan pendapatan sebesar US$ 279,5 juta meningkat 48% dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 188,8 juta. Sejalan dengan pendapatan, laba bersih turut meningkat sebesar 70,7% menjadi sebesar US$ 51,2 juta hingga Juni 2022.

Peningkatan pendapatan utamanya didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 82,5% dan juga mulai beroperasinya PLTU Sulut-3 dan Sulbagut-1 secara penuh yang telah mencapai Commercial Operations Data (COD) masing-masing pada bulan Juli dan Desember 2021.

Pada 30 Juni 2022, total aset Perseroan tumbuh 2,8% menjadi US$ 881,8 juta dibandingkan 31 Desember 2021. Total ekuitas dalam periode yang sama juga meningkat 11,5% menjadi US$ 394,8 juta dari US$ 354,2 juta per 31 Desember 2021 yang diatribusikan pada laba berjalan selama periode tersebut.

Pada tahun 2022 Perseroan menargetkan belanja modal sebesar US$ 35 juta yang sebagian besar akan dialokasikan untuk bisnis Kendaraan Listrik dan Bisnis Energi Terbarukan, sejalan dengan komitmen Green Energy perusahaan.

Dalam bidang ketenagalistrikan, TBS memiliki anak perusahaan yang mengembangkan proyek PLTU Sulut-3 2x50 MW di Sulawesi Utara dan proyek PLTU Sulbagut-1 2x50MW di Gorontalo, serta 1 anak perusahaan yang mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga mini hydro 2x3 MW di Lampung.

Sedangkan dalam bidang pertambangan, TBS memiliki tiga anak perusahaan yang memiliki Izin Usaha Pertambangan di Kalimantan Timur, yang lokasinya berdekatan satu sama lain dengan total luas lahan sebesar 7.087 hektar. 


(vap/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Tambah 42,6 GW Listrik Hijau,Bos EBT Siap Bangun PLTM-Biogas