Makin Gawat! Rupiah Kini Sentuh Rp 15.160/US$

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Selasa, 27/09/2022 11:25 WIB
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terkoreksi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Selasa (27/9/2022), melanjutkan koreksinya pada awal pekan ini seiring terkoreksinya mayoritas mata uang di Asia. Apa penyebabnya?

Mengacu pada data Refinitiv, rupiah stagnan pada pembukaan perdagangan di Rp 15.125/US$. Kemudian, rupiah kembali terkoreksi sebesar 0,23% ke Rp 15.160/US$ pada pukul 11:00 WIB. Posisi tersebut menjadi level terendahnya sejak akhir April 2020.

Keperkasaan dolar AS di pasar spot, tentunya menjadi pemicu terkoreksinya Mata Uang Garuda. Bahkan pada Senin (26/9), indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang lainnya kembali menyentuh rekor tertinggi sejak dua dekade ke posisi 114,58. Meskipun, pada pukul 11:00 WIB, indeks dolar AS terkoreksi 0,37% ke posisi 113,68, tapi tetap berada di dekat rekor tertingginya.


Kinerja dolar AS ditopang oleh keagresifan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), di mana pada pekan lalu telah menaikkan suku bunga acuannya hingga 75 basis poin (bps) dan diprediksikan akan terus menaikkan suku bunga acuannya hingga pada Februari 2023. Beberapa lembaga keuangan seperti Goldman Sachs dan Barclays menilai bahwa The Fed akan membawa tingkat suku bunga Fed ke 4,5-4,75% pada 2023.

Keagresifan The Fed juga diprediksikan akan menekan pertumbuhan ekonomi global hingga memasuki zona resesi. Namun, permintaan dolar AS juga terjaga di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti karena dolar AS merupakan salah satu mata uang yang bersifat safe haven atau mempunyai nilai lindung.

"The Fed sangat hawkish dan pertumbuhan global melemah, Anda menyatukan kekuatan-kekuatan dan menghindari risiko yang lebih tinggi, sehingga membuat dolar AS kuat," tutur Kepala Penelitian FX Global HSBC Hong Kong Paul Mackel dikutip Reuters.

Rupiah bukan satu-satunya mata uang yang terkoreksi, bahkan kurs poundsterling sempat menyentuh rekor terlemahnya hingga terkoreksi 4,37% ke US$ 1,0382/GBP pada Senin (26/9) dan menjadi yang terlemah sejak 26 Februari 1985. Secara year to date, poundsterling anjlok 19,8% terhadap dolar AS.

Sedangkan rupiah hanya terkoreksi 5,2% di hadapan greenback di sepanjang tahun berjalan, bahkan Mata Uang Tanah Air berhasil menduduki juara kedua sebagai mata uang berkinerja terbaik di Asia. Rupiah hanya kalah dengan dolar Hong Kong yang melemah 0,7% terhadap dolar AS.

Namun, pada perdagangan hari ini, mayoritas mata uang di Asia masih tertekan dan hanya tiga mata uang yang berhasil menguat yakni rupee India, yen Jepang, dan dolar Singapura. Sementara dolar Hong Kong bergerak stagnan terhadap dolar AS.

Yuan China menjadi mata uang berkinerja terburuk di Asia, di mana melemah 0,47% terhadap dolar AS. Disusul oleh rupiah dan ringgit Malaysia yang terkoreksi masing-masing sebesar 0,23% dan 0,2% di hadapan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS